Show simple item record

dc.contributor.advisorKusmana, Cecep
dc.contributor.advisorSetiawan, Yudi
dc.contributor.authorKaimuddin, Muhammad Irfan
dc.date.accessioned2023-06-12T03:59:15Z
dc.date.available2023-06-12T03:59:15Z
dc.date.issued2023-06
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118837
dc.description.abstractHutan mangrove merupakan salah satu ekosistem vegetasi berkayu dengan kepadatan karbon yang tinggi dan ditemukan pada daerah intertidal. Hutan mangrove memiliki ciri yang sangat berbeda dari hutan lainnya karena menempati habitat yang dipengaruhi salinitas dan pasang surut dengan kondisi tempat tumbuh tanah berlumpur dan anaerob, oleh karena itu, mangrove menunjukkan pola alokasi biomassa yang unik, sebagai penyimpan karbon yang tinggi, mangrove juga diketahui memiliki manfaat langsung sebagai penghasil kayu, hasil hutan bukan kayu dan komoditas perikanan. Hutan mangrove Teluk Ambon, Maluku yang diperkirakan memiliki luasan ±52 hektar dan diperkirakan mengalami kerukasan dan penurunan luasan setiap tahunnya. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dimulai pada bulan November 2021 sampai dengan bulan Januari tahun 2022. Lokasi penelitian berada pada empat desa (Desa Waiheru, Desa Nania, Desa Negeri Lama, Desa Passo) yang terletak di kawasan hutan mangrove Teluk Ambon, Maluku. Adapun analisis data lapangan dilakukan di Laboratorium Pengaruh Hutan, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, IPB. Data citra senteniel 2A digunakan untuk mengetahui penyebaran mangrove secara spasial dengan menggunakan formula Normalized Difference Vegetation Index. Pengambilan data vegetasi dilakukan dengan teknik secara purposive sampling yaitu dengan membuat plot pengamatan berbentuk persegi sebanyak 49 plot pengamatan. Struktur vegetasi hutan mangrove dianalisis dengan kriteria semai adalah anakan pohon yang memiliki tinggi kurang dari 1,5 meter, pancang adalah anakan pohon yang memiliki tinggi 1,5 dan diameter lebih dari 10 cm, dan pohon adalah tumbuhan berkayu yang memiliki diameter setinggi dada lebih dari 10 cm yang digunakan untuk menadapatkan informasi kerapatan jenis, dominansi jenis, frekuensi jenis dan indeks nilai penting dari hutan mangrove. Biomassa pohon diduga dengan metode tanpa pemanenan menggunakan persamaan alometrik. Biomassa serasah diduga dengan metode pemanenan atau pengumpulan dengan membuat jaring perangkap serasah untuk selanjutnya dilakukan pengeringan dan dianlisis biomassanya. Menghitung biomassa pohon mati menggunakan persamaan alometrik pohon hidup yang dikalikan dengan tingkat keutuhan. Karbon sedimen diambil pada setiap plot pengamatan dengan menggunakan sediement core kemudian ditimbang dan dioven pada suhu 500 0C, selanjutnya dilakukan uji laboraturium untuk mendapatkan informasi persentase karbon, bulk density dan karbon. Estimasi jumlah karbon tersimpan yaitu dengan mengalikan 0,47 dengan biomassa. Hasil penelitian menunjukkan hutan mangrove di Teluk Ambon, Maluku yang memiliki luasan hutan mangrove ± 47 ha memiliki penyebaran sebagai berikut. Pada Desa Passo ditemukan vegetasi yang lebih luas dibandingkan di Desa Waiheru, Desa Nania dan Desa Negeri Lama. Vegetasi mangrove yang diamati pada empat desa (Waiheru, Nania, Negeri Lama dan Passo) mendeteksi sebanyak 8 jenis mangrove yaitu, Aegiceras corniculatum, Avicennia officinalis, Bruguiera cylindrica, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Sonneratia alba, dan Xylocarpus moluccensis. Kerapatan semai paling tinggi ditemukan di Desa Negeri lama (21250 ind ha-1) dan kerapatan semai terendah ditemukan di Desa Waiheru (11125 ind ha-1), dimana semai jenis Rhizophora mucronata dan Sonneratia alba merupakan jenis-jenis dominan (INP 33,52-89,01%). Kerapatan pancang paling tinggi ditemukan di Desa Waiheru (280 ind ha-1), dan kerapatan pacang paling rendah ditemukan di Desa Nania (60 ind ha-1), dimana pancang jenis Bruguiera cylindrica merupakan dominan (INP 114,31-158,12%). Kerapatan pohon yang paling tinggi ditemukan di Desa Passo (576,25 ind ha-1), dan kerapatan paling rendah berada di Desa Nania (455 ind ha-1), dimana pohon jenis Sonneratia alba dan Rhizophora mucronata pada keempat desa merupakan jenis-jenis dominan (INP 38,30-227,28%). Keanekaragaman di keempat desa menunjukkan keanekaragaman jenis yang rendah sampai sedang (0,63-1,35), kekayaan jenis rendah (0,45-1,44), dan kemerataan jenis sedang sampai tinggi (0,51-0,60, dan 0,63-0,96). Biomassa pohon Sonneratia alba ditemukan sebagai jenis dengan biomassa tertinggi, yaitu AGB (3,91-28,14 Mg ha-1) dan BGB (1,78-9,80 Mg ha-1), Biomassa pohon paling tinggi ditemukan di Desa Passo adalah AGB (280,47 ± 168,94 Mg ha-1) dan BGB (83,06 ± 55,1 Mg ha-1), adapun biomassa pohon paling rendah ditemukan di Desa Negeri Lama, AGB (79,27 ± 23,11 Mg ha-1) dan BGB (36,02 ± 8,91 Mg ha-1).Biomassa serasah paling tinggi ditemukan di Desa Passo (1,74 ± 0,63 Mg ha-1 Th-1), sedangkan yang paling rendah ditemukan di Dessa Negeri Lama (0,57 ± 0,51 Mg ha-1 Th-1).Biomassa kayu mati paling tinggi ditemukan di Desa Waiheru (2,24 ± 2,58 Mg ha-1), adapun biomassa kayu mati paling rendah ditemukan di Desa Negeri Lama (0,29 ± 0,09 Mg ha-1). Karbon tanah paling tinggi ditemukan di Desa Passo (320,03 ± 106,97 Mg C ha-1) dan karbon tanah paling rendah ditemukan di Desa Negeri lama (226,49 ± 92,40 Mg C ha-1). Simpanan karbon tertinggi ditemukan di Desa Passo dengan AGB (97,98 ± 79,40 Mg C ha-1), BGB (39,04 ± 25,85 Mg C ha-1), karbon serasah (0,82 ± 0,29 Mg C ha-1), kayu mati (0,20 ± 0,20 Mg C ha-1) dan SOC (320,03 ± 106,98 Mg C ha-1), adapun simpanan karbon terendah ditemukan pada Desa Negeri Lama dengan AGB (37,25 ± 10,86 Mg C ha-1), BGB (16,93 ± 4,18 Mg C ha-1), karbon serasah (0,26 ± 0,23 Mg C ha-1), kayu mati (0,13 ± 0,04 Mg C ha-1) dan SOC (226,40 ± 92,41 Mg C ha-1). Karbon tanah memiliki peranan yang sangat besar didalam siklus karbon hutan mangrove (69-70%), dimana dapat dilihat tingginya nilai karbon yang dihasilkan dibandingan dengan sumber karbon lainnya (AGB 20%, AGC 8%, serasah 1% dan kayu mati 1%). Hutan mangrove di Teluk Ambon, Maluku memiliki stok karbon yang cukup tinggi (407,34 ± 100 Mg C ha-1) jika dibandikan dengan dengan hutan mangrove di beberapa wilayah.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcMangrove carbonid
dc.titlePendugaan Biomassa dan Cadangan Karbon Pada Tegakan Pohon di Hutan Mangrove Teluk Ambon, Malukuid
dc.title.alternativeEstimation of Biomass and Carbon Stocks in Tree Stands Mangrove Forest in Ambon Bay, Malukuid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordvegetation structureid
dc.subject.keywordbiomassid
dc.subject.keywordcarbon stockid
dc.subject.keywordmangroveid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record