Analisis Peningkatan Intensitas Cuaca Ekstrim Di JABOTA (Jakarta, Bogor, Tangerang) Periode 1980 - 2008
View/ Open
Date
2011Author
Ribudiyanto, Kukuh
Koesmaryono, Yonny
Effendy, Sobri
Metadata
Show full item recordAbstract
Pertumbuhan penduduk mempengaruhi perubahan penggunaan lahan terutama
berkurang ruang terbuka hijau. Hal ini mempengaruhi naiknya suhu udara dan
meningkatnya cuaca ekstrim. Penelitian di beberapa negara sudah terbukti adanya
kenaikan suhu dan cuaca ekstrim sebagai akibat dari perubahan penggunaan lahan
seperti Taiwan, Cina dan Jepang. Data yang di gunakan pengamatan cuaca harian
stasiun Meteorologi sekitar Jabota kurun waktu antara tahun 1980-2008 dibagi
menjadi dua periode (periode 1980-1997 dan 1998- 2008) dan dibandingkan untuk
mengetahui peningkatan suhu dan cuaca ekstrim. Data pengamatan udara atas periode
tahun 1988-2008 dibagi menjadi dua periode dan dibandingkan untuk mengetahui
peningkatan suhu udara atas pada lapisan tertentu. Data cuaca setiap jam antara tahun
2003-2008, stasiun Curug sebagai contoh untuk menganalisis pergeseran waktu
kejadian suhu maksimum dan waktu terjadinya badai petir. Hasil analisis
menunjukkan adanya peningkatan suhu rata-rata pada periode kedua, meningkatnya
frekuensi suhu di atas 34°C, meningkatnya frekuensi curah hujan ekstrim pada bulanbulan
tertentu terutama pada bulan di musim hujan dan transisi, meningkatnya
frekuensi kejadian badai petir, meningkatnya rata-rata suhu udara atas terutama pada
lapisan permukaan hingga 500mb, terjadi pergeseran waktu suhu maksimum pada
bulan-bulan tertentu di musim kemarau dan transisi pada dari pukul 13.00 mejadi
pukul 14.00 wib dan waktu kejadian badai petir tertinggi antara pukul 15.00-17.00
wib dan pukul 19.00-20.00 wib