Show simple item record

dc.contributor.advisorZuhud, Ervizal AM
dc.contributor.advisorSoekmadi, Rinekso
dc.contributor.authorDeryanti, Tresika
dc.date.accessioned2023-06-09T03:32:10Z
dc.date.available2023-06-09T03:32:10Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118697
dc.description.abstractPala merupakan pohon yang berasal dari kepulauan Maluku khususnya Ambon dan Banda sehingga Indonesia dijuluki sebagai center of origin. Indonesia sebagai pusat asal pala perlu mengambil peran yang lebih besar dalam pengelolaan, pengembangan dan pemanfaatan pohon pala. Pengelolaan pala salah satunya dapat dilakukan dengan konservasi ex situ. Keberadaan pala sampai saat ini di Kabupaten Bogor ditunjukan dari 26 kecamatan yang memiliki komoditas pala dengan luas tanaman pala 1502,16 ha dengan total produksi pala mencapai 622,38 ton buah segar dan 155,59 ton biji kering. Hal ini menunjukan adanya kegiatan konservasi ex situ pala yang melibatkan peran serta masyarakat. Keberhasilan konservasi ex situ pala tidak selaras dengan kemang (Mangifera kemanga) yang merupakan spesies lokal dan ditetapkan sebagai flora identitas Kabupaten Bogor berdasarkan SK Bupati nomor 522/185/kpts/1996. Kemang saat ini keberadaanya mulai langka dicirikan dengan keterbatasan buah dan pucuk kemang yang dapat ditemui di pasar. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis fakotr-faktor yang menstimulus masyarakat Kabupaten Bogor melakukan konservasi ex situ pala berdasarkan pendekatan Tri stimulus amar pro konservasi. Penelitian dilakukan di 3 Kecamatan yaitu Dramaga, Caringin dan Cijeruk Kabupaten Bogor pada bulan Mei-November 2012. Data kondisi umum lokasi penelitian dan bio-ekologi pala didapatkan melalui studi pustaka dari berbagai sumber, salah satunya dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Data sosial budaya masyarakat yang meliputi karakteristik responden, pernyataan stimulus dan sikap tentang konservasi pala diperoleh melalui kegiatan wawancara terhadap 115 responden dengan cara snow ball. Berdasarkan hasil korelasi terdapat 13 faktor yang berhubungan dengan konservasi pala yaitu pekerjaan, pendapatan, pengeluaran responden, luas kebun, jarak rumah dengan kebun, 5 stimulus alamiah, 2 stimulus manfaat serta 1 stimulus rela. Berdasarkan skor sikap masyarakat dihasilkan 5 stimulus alamiah, 3 stimulus manfaat dan 2 stimulus rela yang menjadi sikap masyarakat. Stimulus yang berkorelasi dengan konservasi pala dan menjadi sikap masyarakat merupakan stimulus yang membangkitkan (evoking stimulus) konservasi pala. Evoking stimulus yaitu masyarakat telah mengerti dan melakukan cara penanaman, pemeliharaan dan pemanenan yang baik, serta mendapatkan manfaat ekonomi dari semua bagian pohon pala. Prasyarat kerelaan masyarakat bersedia mengkonservasi ex situ pala di Kabupaten Bogor adalah pohon pala merupakan tamanan pekarangan yang memiliki karakteristik arsitektur pohon yang bagus, ukuran pohon kecil dan tidak meranggas, serta lahan pekarangan yang digunakan untuk menamam pohon pala merupakan milik pribadi.id
dc.language.isoidid
dc.titleKonservasi Pala (Myristica fragrans Houtt) Suatu Analisis Tri Stimulus Amar Pro-Konservasi, Kasus Di Kabupaten Bogorid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkonservasi ex situid
dc.subject.keywordpalaid
dc.subject.keywordstimulus alamiahid
dc.subject.keywordstimulus manfaatid
dc.subject.keywordstimulus relaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record