Show simple item record

dc.contributor.advisorHakim, Dedi Budiman
dc.contributor.advisorHartono, Djoni
dc.contributor.authorDedy, Muhammad
dc.date.accessioned2023-06-07T09:12:17Z
dc.date.available2023-06-07T09:12:17Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118629
dc.description.abstractIndonesia merupakan salah satu Negara agraris yang memiliki wilayah yang luas dan terdiri dari beribu-ribu pulau. Luasnya wilayah Indonesia tidak diiringi dengan pemerataan jumlah penduduk disetiap wilayahnya. Kondisi tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah dalam memeratakan pembangunan, melalui berbagai prioritas pembangunannya. Prioritas kebijakan pembangunan yang dilakukan pemerintah pada masa orde baru dituangkan dalam rancangan Pembangunan Lima Tahun (PELITA). Prioritas pada Pelita IV adalah menjadikan sektor industri sebagai penggerak utama perekonomian nasional. Hal ini dilakukan guna mendorong percepatan pembangunan dan pertumbuhan yang menurut Lewis (1954) dicerminkan dengan adanya transformasi struktur ekonomi dari tradisional menjadi perekonomian modern (industri). Namun transformasi struktural yang terjadi di Indonesia tidak diikuti transformasi ketenagakerjaannya. Sektor industri yang bersifat padat modal, memiliki pondasi yang rapuh. Hal ini terlihat pada krisis ekonomi 1997/1998 dimana terjadi pertumbuhan negatif sektor industri, sementara sektor pertanian masih dapat tumbuh positif. Kondisi ini mendorong pemerintah untuk merevitalisasi sektor pertanian, yang masih memiliki faktor endowment yang melimpah di Indonesia. Namun demikian, sejak dilaksanakannya otonomi daerah, pemerintah daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) memiliki kewenangan yang luas dalam pengelolaan sumberdaya nasional termasuk sumber daya alam (SDA) yang ada di daerahnya (Suparmoko 2000). Hal ini seringkali menyebabkan terjadinya perbedaan strategi dan prioritas pembangunan antara pusat dan daerah. Oleh karena itu untuk menjadikan (kembali) sektor pertanian sebagai instrumen fundamental dalam menjawab permasalahan strategi pembangunan berkelanjutan kedepan, perlu dikaji peran sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi dan peran sektor pertanian dalam sektor lainnya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Selain itu untuk menganalisis peran sektor pertanian dalam sektor industri dan sektor jasa di Indonesia. Penelitian ini mencakup seluruh provinsi di Indonesia yang diagregasi kedalam 26 provinsi. Pemilihan objek observasi tersebut berdasarkan pada ketersediaan data dan kemudahan dalam agregasinya terutama pasca diberlakukannya otonomi daerah tahun 2001 dimana banyak terjadi pemekaran daerah. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu Data produk domestik bruto (PDB) triwulanan persektor tahun 1983-2008. Data produk domestik bruto (PDRB) seluruh provinsi di Indonesia tahun 1993-2008. Data pembentukan modal tetap bruto (PMTB) seluruh provinsi di Indonesia tahun 1993-2008, sebagai data dasar penghitungan stok modal dengan metode perpetual inventory method (PIM). Data ekspor dari PDRB penggunaan.....dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Argicultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomicsid
dc.subject.ddcEconomics developmentid
dc.titlePeran Sektor Pertanian dalam Pertumbuhan Ekonomi di Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordStructural varid
dc.subject.keywordData panel analysisid
dc.subject.keywordLewis theoremid
dc.subject.keywordRevitalization of agricultural sectorid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record