dc.description.abstract | Tidak berfungsinya beberapa jaringan irigasi menyebabkan berkurangnya
luas tanam dan luas panen dan produksi padi yang dihasilkan di Kabupaten Buru.
Untuk itu perlu adanya pengembangan berupa peningkatan jaringan tersier,
operasi dan pemeliharaan sangat penting dilakukan untuk memfungsikan kembali
jaringan irigasi yang rusak. Lahan sawah di Pulau Buru seluas 17 350 hektar
sangat berpotensi menunjang produksi pangan nasional, saat ini lahan produksi 6
050 hektar ini disebabkan suplay air pada beberapa lahan tertentu tidak maksimal,
sehingga tidak bisa melakukan penanaman secara maksimal terhadap lahan yang
sudah tersedia Kendalanya masih tetap sama, yakni setiap musim tanam selalu
kekurangan air, karena jaringan irigasi yang tidak maksimal, untuk bisa
memenuhi kebutuhan pangan daerah dan juga menjadikan daerah ini sebagai
swasembada pangan nasional yang harus dilakukan adalah intensifikasi terhadap
sisa lahan yang tidak bisa diairi dengan melakukan perbaikan irigasi.
Kegiatan pembangunan atau operasi dan pemeliharaan irigasi yang akan
dilakukan sangat diperlukan untuk menentukan kelayakan bagi investasi yang
telah ditanamkan, sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk : mengidentifikasi
pengaruh investasi irigasi terhadap produksi, perubahan pola tanam dan
penyerapan tenaga kerja di wilayah proyek irigasi khususnya dan Kabupaten Buru
umumnya, menganalisis kelayakan finansial dan ekonomi investasi
pengembangan irigasi di Kabupaten Buru, mengidentifikasi pengaruh investasi
pengembangan irigasi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Data cross section
yang digunakan adalah data dari 60 orang petani yang dibagi menjadi petani
dengan lahan irigasi sebanyak 30 orang petani dan 30 orang petani berlahan tadah
hujan atau non irigasi. Fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi produksi
Cobb-Douglas. Hasil estimasi usahatani padi pada fungsi produksi dijumpai
variabel benih, pupuk urea, pestisida dan dummy berpengaruh nyata terhadap
produksi. Perubahan pola tanam dengan adanya proyek yang semula padi-berabera
menjadi padi-padi-bera dengan intensitas tanam 200 persen. Penggunaan
arena produksi yang lebih besar pada sawah irigasi dibandingkan dengan sawah
non irigasi serta asset yang digunakan pada sawah irigasi jauh lebih besar
dibandingkan dengan asset pada lahan non irigasi. Biaya usahatani yang
dikeluarkan petani sawah irigasi jauh lebih besar dibandingkan dengan petani
sawah tadah hujan atau non irigasi.
Analisis kelayakan finansial dan ekonomi layak dilaksanakan karena
pengembangan proyek irigasi ini menguntungkan baik dari segi finansial maupun
ekonomi, Gross B/C > 1, NPV > 0 dan IRR > tingkat diskonto maka proyek
pengembangan irigasi ini layak dilaksanakan. Analisis sensitivitas dengan
simulasi perubahan harga output, kenaikan upah tenaga kerja dan kenaikan harga
benih mengakibatkan proyek pengembangan irigasi ini layak dilaksanakan
dikarenakan kriteria kelayakan finansial dan ekonomi memenuhi syarat karena
NPV > 0, IRR > tingkat diskonto dan Gross B/C > 1......dst | id |