Karakteristik Penjerapan Fosfat Antarmuka Sedimen-Air dan Fraksinasi Senyawaan Fosforus pada Sedimen Danau Matano, Sulawesi Selatan
View/ Open
Date
2011Author
Nomosatryo, Sulung
Rohaeti, Eti
Batubara, Irmanida
Henny, Cynthia
Metadata
Show full item recordAbstract
Ortofosfat adalah salah satu senyawaan fosforus penyusun unsur hara yang sangat penting di suatu perairan. Masukan senyawaan ini ke badan air dapat menyebabkan tingginya biomassa fitoplankton yang berhubungan dengan tingkat kesuburan suatu perairan. Siklus senyawaan ini tergantung dari kondisi lingkungan perairan. Ketika kondisi bersifat aerobik, ortofosfat akan terjerap dan jatuh ke sedimen, sedangkan pada kondisi anaerobik, ortofosfat akan terlepaskan dari sedimen. Penjerapan ortofosfat dipengaruhi oleh karakteristik sifat fisika kimia sedimen. Logam makro seperti besi, mangan, aluminium, dan kalsium berperan dalam siklus jerap dan pelepasan senyawaan fosforus dari sedimen ke badan air. Fraksi fosforus di sedimen dapat menggambarkan kecendrungan ketersediaan ortofosfat di perairan.
Danau Matano adalah danau oligotrofik yang mempunyai kondisi aerobik sampai kedalaman 100 m. Kondisi aerobik ini akan menyebabkan sedimen di bagian litoral Danau Matano dapat berperan dalam menjerap ortofosfat yang masuk dari faktor eksternal. Kemampuan sedimen dalam menjerap ortofosfat dapat berperan sebagai penyangga ketersediaan ortofosfat di perairan Danau Matano tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan karakter sedimen Danau Matano dalam menjerap ortofosfat dan menggambarkan kesetimbangan penyangga fosfat di Danau Matano.
Sedimen diambil di lima lokasi Stasiun pengambilan pada bagian litoral Danau Matano. Penggunaan sediment core menjadikan sedimen dapat dibagi menjadi beberapa bagian dengan interval 5 cm. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-November 2010. Pada kolom air di setiap Stasiun dilakukan pengukuran parameter fisika (suhu dan kekeruhan), dan kimia (pH, oksigen terlarut (DO), dan ortofosfat terlarut (SRP)). Sedimen kering didapat dengan mengeringkannya dalam inkubator pada suhu tidak lebih dari 40 oC selama 2 hari, dan kemudian dihaluskan dan diayak dengan ayakan 2 mm.
Contoh sedimen kering ini kemudian ditetapkan distribusi ukuran partikelnya, kadar organik, logam makro (Fe, Mn, Al, dan Ca), dan fraksi fosforus. Eksperimental kinetika penjerapan dilakukan terhadap sedimen kering ini dengan mengocoknya terhadap larutan ortofosfat 2 mg/L pada 0, 0,17, 0,33, 0,5, 1, 2, 5, 10, 24, 36, 48, dan 60 jam pada pH 8.3. Eksperimental penjerapan ortofosfat dilakukan dengan mengocok sedimen kering dengan air permukaan danau yang telah disaring (0,2 µM) berkonsentrasi 0, 0.5, 1, 2,.5, 10, 20, 30 dan 20 mgP/L selama 24 jam pada pH 8,3. Pengukuran ortofosfat yang terjerap didapat dari larutan hasil penyaringan (0,45 µM) pada ekperimental kinetika dan penjerapan isotermal menggunakan metode asam askorbat. Analisis data dilakukan dengan melihat korelasi masing-masing varibel pada p<0,05. ..dst