Analisis ekonomi dampak kerusakan lingkungan terhadap pendapatan nelayan di pesisir Tanjung Ular Kabupaten Bangka Barat
View/ Open
Date
2010Author
Bidayani, Endang
Fahrudin, Achmad
Hidayat, Aceng
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu daerah yang cukup parah dirambah tambang timah inkonvensional (TI) adalah wilayah perairan Kabupaten Bangka Barat, dengan kerusakan terumbu karang mencapai 30%. (Anonymous 2007). Seiring maraknya aktivitas TI di perairan Kabupaten Bangka Barat, maka dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap pendapatan nelayan, dan semakin memperburuk kerusakan lingkungan pesisir/pantai yang terjadi. Untuk mengatasi hal ini, perlu strategi pengelolaan yang sifatnya terpadu dengan melibatkan semua stakeholders, sehingga penyusunan strategi pengelolaan sumberdaya pesisir di Kabupaten Barat tepat sasaran.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan, yaitu: 1) Mengidentifikasi kerusakan lingkungan di pesisir Tanjung Ular akibat penambangan timah (TI) apung, 2) Menghitung penurunan pendapatan nelayan; dan 3) Menganalisis konflik kepentingan antara nelayan dengan penambang timah. Adapun kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi Pemerintah Kabupaten Bangka Barat dalam merumuskan kebijakan pengelolaan sumberdaya pesisir di wilayah tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis metode studi kasus. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung di daerah penelitian melalui wawancara langsung kepada nelayan, pengunjung pantai, dan penambang timah berdasarkan kuesioner.
Analisis dampak kerusakan dilakukan melalui pendekatan analisis sumberdaya perikanan menggunakan analisis bioekonomi perikanan terhadap produksi ikan pelagis dan ikan demersal berdasarkan jenis alat tangkapnya, yakni jaring insang dan bagan, serta bubu dan pancing yang secara agregat jumlah tangkapan ikan pelagis mengalami penurunan dari tahun 1998 hingga 2008, analisis valuasi ekonomi dan analisi kerugian ekonomi. Sedangkan analisis konflik yang terjadi antara nelayan dengan penambang timah dilakukan dengan analisis kelembagaan meliputi analisis situasi kelembagaan, analisis konflik, dan arahan dan struktur tata kelola.
Parameter biologi diestimasi dengan menggunakan model Gordon- Schaefer (1957). Pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis kecil dengan nilai r sebesar 0,18 ton/tahun, q sebesar 0,00014 dan K sebesar 67 306,26 ton/tahun, dan ikan demersal dengan nilai r sebesar 0,61 ton/tahun, q sebesar 0,000218 dan K sebesar 20.999,87 ton/tahun. Pemanfaatan ikan pelagis masih efisien baik secara ekonomi maupun biologi. Demikian juga dengan hasil tangkapan belum terjadi overfishing....dst
Collections
- MT - Economic and Management [2883]