Penjadwalan Perawat dengan Mempertimbangkan Tingkat Keahlian Menggunakan Integer Linear Programming
View/ Open
Date
2015Author
Widyastiti, Maya
Aman, Amril
Bakhtiar, Toni
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu masalah yang sering terjadi di rumah sakit adalah masalah
penjadwalan perawat. Penjadwalan perawat didefinisikan sebagai suatu proses
dalam pengalokasian perawat untuk melakukan dinas atau shift di ruangan tertentu
selama periode tertentu. Penjadwalan perawat biasanya disusun secara manual
oleh kepala perawat di rumah sakit. Penjadwalan yang tepat dibutuhkan untuk
menghindari kelelahan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dapat
menurunkan kinerja perawat.
Pada penelitian ini, masalah penjadwalan perawat akan dimodelkan dengan
mempertimbangkan tingkat keahlian perawat dan diformulasikan dalam bentuk
integer linear programming. Masalah penjadwalan ini akan diterapkan sesuai
aturan di Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Parung, Bogor. Aturan yang
digunakan oleh Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa yaitu: (1) terdapat 3 shift
kerja: shift pagi (07.00-14.00), shift sore (14.00-21.00), dan shift malam (21.00-
07.00), (2) setiap perawat mendapatkan total jam kerja sebanyak 170-176 jam
selama 30 hari, (3) setiap perawat akan mendapatkan shift pagi, sore, dan malam
sebanyak 6-9 hari dalam satu periode penjadwalan, (4) kebutuhan perawat di
setiap ruangan terpenuhi untuk setiap shift di setiap harinya. Setiap ruangan akan
ditugaskan perawat yang memiliki kualifikasi yang diperlukan, (5) setiap perawat
tidak boleh mendapatkan shift malam lebih dari dua kali berturut-turut, (6) setiap
perawat yang telah mendapatkan shift malam tidak akan mendapatkan shift pagi
dan shift sore pada hari berikutnya, (7) terdapat 2 tipe hari libur, yaitu waktu lepas
dan waktu libur. Waktu lepas adalah waktu hari istirahat ketika perawat telah
mendapat shift malam pada hari sebelumnya, sedangkan waktu libur ialah hari
ketika perawat istirahat selama satu hari penuh (24 jam).
Ada tiga simulasi yang akan ditelaah. Pada simulasi pertama, terdapat 9
perawat yang memiliki kualifikasi yang sama di satu ruangan. Pada simulasi
kedua, penjadwalan perawat akan dimodifikasi untuk 18 perawat dengan dua
kualifikasi di dua ruangan, yaitu High Care Unit (HCU) dan Instalasi Gawat
Darurat (IGD), dan setiap ruangan memiliki kualifikasi masing-masing. Pada
simulasi ketiga, terdapat 32 perawat dengan tiga kualifikasi di empat unit
pelayanan. Setiap perawat hanya akan ditugaskan di unit tertentu sesuai dengan
kualifikasi yang dimiliki oleh perawat tersebut.
Fungsi objektif untuk semua simulasi ini adalah memaksimumkan total
waktu libur yang diperoleh perawat. Pada simulasi pertama menghasilkan solusi
optimal dengan waktu libur yang diperoleh sebanyak 45 hari dan waktu libur yang
diperoleh setiap perawat sebanyak 5 hari dalam 30 hari. Pada simulasi kedua
memberikan hasil yang optimal dengan total waktu libur sebanyak 90 hari. Setiap
perawat mendapatkan 5 hari waktu libur dalam 30 hari. Pada simulasi ketiga
menghasilkan total waktu libur sebanyak 160 hari dan setiap perawat
mendapatkan waktu libur sebanyak 5 hari dalam 30 hari.
Hasil penjadwalan dari ketiga simulasi ini memenuhi semua aturan rumah
sakit. Dalam 30 hari, setiap perawat mendapatkan shift pagi, sore, dan malam
sebanyak 6-9 hari dan total jam kerja adalah 170-176 jam. Kebutuhan perawat
pada setiap shift di semua ruangan dapat terpenuhi dan sesuai dengan kualifikasi
yang dibutuhkan.
