Perkembangan sel beta pankreas dari jaringan pankreas dan sumsum tulang anak tikus dalam medium kultur dengan ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata)
Abstract
Pankreas merupakan salah satu organ tubuh yang bertanggung jawab untuk mengatur kadar glukosa di dalam darah. Sel endokrin pankreas tersusun atas berbagai sel yaitu sel yang berkumpul di dalam pulau Langerhans terdiri dari sel-α, sel-epsilon, sel-β dan sel-PP. Pada kondisi sel-sel β pulau Langerhans mengalami kerusakan, insulin tidak dapat dihasilkan dan mengakibatkan kadar glukosa di dalam darah meningkat. Keadaan tingginya glukosa dalam darah perifer dikenal sebagai gejala klinis penyakit diabetes. Penderita diabetes menjalani pengobatan dengan kombinasi diet, pemberian insulin harian atau dengan transplantasi organ pankreas. Pemberian insulin dan donor organ pankreas sebagai pengobatan diabetes tidak mudah diperoleh diterima penderita. Alternatif lain dalam pengobatan diabetes adalah dengan menggunakan herbal diantaranya eksrak Sambiloto (Andrographis paniculata) atau terapi seluler yaitu penanaman sel endokrin pankreas untuk menggantikan pulau sel-sel Langerhans mengalami kerusakan. Sambiloto sebagai obat anti diabetes dilaporkan mampu menghambat absorbsi glukosa usus, dan mampu memperbaiki metabolisme glukosa pada tikus model diabetes. Pada tikus model diabetes sambiloto dapat menurunkan kadar glukosa darah dan meningkatkan populasi sel β pankreas sehingga sekresi insulin meningkat. Penelitian ini bertujuan mengetahui perkembangan sel β pankreas dari kultur primer pankreas dan kultur sumsum tulang setelah pemberian ekstrak sambiloto melalui dua tahapan pendekatan . Tahap pertama adalah kultur primer pankreas yang berasal dari tikus umur 5 hari dengan dua perlakuan konsentrasi ekstrak sambiloto (ES) dengan desain kelompok: 0,0 mg/mL (kontrol); 1,25 mg/mL; dan 2,5 mg/mL medium. Parameter yang diamati adalah (1) jumlah pulau Langerhans yang baru tumbuh dan berkembang (neogenesis); dan (2) jumlah sel-sel β pulau Langerhans yang positif terhadap dithizone (DTZ).. Tahap kedua penelitian ini menggunakan kultur sel punca sumsum tulang dari tikus yang berumur 4 minggu yang dideferensi dengan menggunakan Conditioned Medium (CM) yang berupa medium kultur primer jaringan pankreas. Penelitian tahap ini dilakukan dengan membagi empat kelompok kultur berdasarkan medium yang digunakan yakni (1) mDMEM (kontrol), (2) mDMEM yang ditambahkan 50% CM, (3) mDMEM yang ditambahkan 2,5 mg/mL ES (Wibudi 2008) dan (4) DMEM yang mengandung 50% CM dan 2,5 mg/mL ES. Parameter yang diamati adalah jumlah sel-sel β pulau Langerhans yang positif terhadap pewarnaan DTZ.
Collections
- MT - Veterinary Science [969]
