Show simple item record

dc.contributor.advisorJuanda, Bambang
dc.contributor.advisorSahara
dc.contributor.authorHarsanti, Ari
dc.date.accessioned2023-06-06T04:05:21Z
dc.date.available2023-06-06T04:05:21Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118431
dc.description.abstractIndonesia memiliki keunggulan komparatif pada perdagangan komoditi kakao karena Indonesia adalah negara penghasil biji kakao terbesar ketiga di dunia. Biji kakao Indonesia diekspor ke pasar internasional seperti Malaysia, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Amerika Serikat adalah pasar biji kakao yang penting bagi Indonesia karena negara tersebut masih menerima biji kakao Indonesia yang belum difermentasi. Pada tahun 2010, Pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) No. 67/PMK.011/2010 tentang tarif bea keluar ekspor biji kakao bertujuan untuk membatasi ekspor biji kakao tanpa olahan dan mendukung program hilirisasi sektor kakao. Kebijakan pemerintah untuk membatasi volume ekspor biji kakao merupakan suatu bentuk intervensi dalam perdagangan internasional. Jika suatu negara memiliki market power maka pembatasan ekspor akan dapat meningkatkan harga komoditi negara tersebut di pasar Internasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari pengenaan bea keluar (BK) kakao tanpa olahan terhadap market power ekspor biji kakao Indonesia di pasar Amerika Serikat, serta market power dari kelima negara pesaing eksportir biji kakao di pasar tersebut. Market power diukur dengan mengestimasi elastisitas permintaan residual menggunakan metode two stage least square (2SLS). Hasil estimasi menunjukkan market power ekspor biji kakao Indonesia di pasar Amerika Serikat semakin turun. Indonesia tidak mempunyai daya saing lagi di pasar Amerika Serikat. Lima negara pesaing yaitu Pantai Gading, Ekuador, Ghana, Republik Dominika dan Nigeria juga diestimasi market powernya dengan pengaruh bea keluar ekspor Indonesia. Hanya Pantai Gading dan Ghana yang mendapat pengaruh positif dari bea keluar. Market power kedua negara tersebut bertambah setelah volume ekspor biji kakao Indonesia dibatasi. Ekuador dan Republik Dominika mempunyai market power di bawah kedua negara tersebut. Nigeria memiliki market power paling kecil diantara kelima negara pesaing. Berdasarkan hasil pengukuran market power ekspor biji kakao Indonesia di pasar Amerika Serikat yang menurun maka diperkirakan dampak dari pengenaan bea keluar akan membuat kesejahteraan nasional menurun. Untuk mengetahui pengaruh bea keluar maka dianalisis perubahan terms of trade dari perdagangan biji kakao. Analisis terms of trade memperlihatkan Domestic terms of trade mengalami perbaikan mendekati terms of trade tahun dasar 2000 dan International terms of trade mengalami penurunan sejak diberlakukannya bea keluar kakao tanpa olahan. Hasil ini menunjukkan bahwa profitabilitas petani bertambah dengan adanya bea keluar sedangkan eksportir biji kakao mengalami penurunan kesejahteraan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Argicultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomicsid
dc.subject.ddcInternational tradeid
dc.titleDampak Bea Keluar Kakao Indonesia Terhadap Country Market Power di Pasar Biji Kakao Amerika Serikat dan Terms of Tradeid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordmarket powerid
dc.subject.keywordcocoa beansid
dc.subject.keywordresidual demand elastisityid
dc.subject.keywordterms of tradeid
dc.subject.keywordtwo stage least squareid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record