| dc.description.abstract | Crotalaria juncea L. adalah tanaman impor dari India. Maksud semula mendatangkan biji ini ialah untuk menyelidiki kemungkinan mendapatkanbahan serat dari tanaman yang bersangkutan. Dalam tahun-tahun berikutnya penyelidikan mengenai penggunaan C. juncea L. sebagai pupuk hijau telah pula diadakan. Dalam penyelidikan tersebut telah terlihat sifat-sifat baik tanaman ini, akan tetapi nampak juga kesukaran yang harus dihadapi dalam menggunakannya sebagai pupuk hijau. Hasil-hasil percobaan yang sangat memuaskan tidak segera dapat disusul dengan pemakaian pupuk hijau ini secara meluas, karena kesukaran-kesukanin dalam pembijiannya. Kecilnya volume produksi biji C. juncea L. merupakan salah satu faktor utama yang menghambat penyebar luasan penggunaannya sebagai pupuk hijau. Peningkatan produksi biji merupakan masalah utama, dan hal ini telah mendorong Pemerintah c.q. Balai Beoar Penyelidikan Pertanian (Lembaga Pusat Penelitian Pertanian sekarang) untuk memanfaatkan kebun-kebun percobaan yang ada dan tersebar di ,pulau Jawa, sebagaimana tercantum dalam satu satu rencana kerjanya (1948) dan dikukuhkan dalam tahun 1953. Untuk ini penulis te!ah diberi kesempatan dan kepercayaan untuk bertindak sebagai penelitinya. Ada dugaan keras pada waktu itu bahwa produksi bi.ii sangat dipengaruhi oleh iklim, tanah dan hama. Karena itu pene!itian diarahkan untuk mencari kebun~kebun percobaan niana yang memenuhi persyaratan, dan waktu tanam mana yang paling menguntungkan. Dalam rangka pendekatan masalah dan pemecahannya, te!ah dilakukan penelitian dengan menggunakan metodologi eksperimentil di lapangan dan dalam rumah kaca. Pene!itian di !apangan (terbagi da!am empat percobaan) didukung oleh penelitian dalam rumah kaea (terdiri dari dua percobaan) sebagai landasan interpretasi bio!ogik terhadap hasil pene!itian lapangan tersebut. Penelitian lapangan dilakukan pada kebun-kebun percobaan yang tersedia dan tersebar di seluruh pulau Jawa. Pemilihan kebun-kebun itu didasarkan atas pemikiran untuk mendayagunakan kebun.kebun tersebut di hari kemudian - jika kondisi lingkungannya memenuhi persyaratan sebagai pusat-pusat pengembangan produksi biji C. juncea L. Perlakuan utama adaiah waktu tanam yang dilakukan dengan interval tertentu n1enurut rancangan 1 percobaan yang bersifat acak lengkap dan acak kelompok. Untuk lebih mengungkapkan pengaruh lingkungan fisik terhadap produksi biji, maka pengaruh faktor biotik dalam wujud harna dieliminasi melalui penggunaan endrin. Dengan membandingkan respons C. juncea L. terhadap faktor lingkungan, antara v1aktu-waktu tanam yang berbeda di setiap lokasi, maka pengaruh faktor edafis dapat dieliminasikan, sehingga dengan demikian pengaruh faktor iklim lebih diungkapkan. Faktor periodisitas cahaya tidak mempunyai pengaruh nyata terhadap pertumbuhan C. juncea L., khususnya umur tanaman, sebagaimana ternyata dapat dibuktikan oleh hasff penelitian pertama. Demikian pula pengaruh faktor kwalitas dan intensitas cahaya pada waktu tanam yang sama untuk semua lokasi dapat sedikit banyak diabaikan, karena lokasi-lokasi tersebut berada pada garis lintang geografis yang kurang lebih sama, kecuali mungkin berbeda untuk lokasi dengan elevasi tinggi seperti Margahayu, Lembang. Hal yang sama berlaku pula untuk faktor angin yang pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produktivitas C. juncea L. di 16 kebun tersebut dapat diabaikan. | id |
