dc.description.abstract | Kabupaten Cilacap yang terletak di Pulau Jawa merupakan salah satu wilayah yang berpotensi di sektor perikanan. Selain itu Cilacap juga akan ditingkatkan menjadi salah satu kawasan Minapolitan karena Cilacap mempunyai potensi sebagai pusat perikanan yang bernilai ekonomis tinggi (DKP, 2010). Kabupaten Cilacap juga merupakan wilayah industri minyak PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) IV Cilacap, dimana terdapat dermaga untuk bongkar muat minyak mentah dan produk-produk kilang baik untuk tujuan domestik maupun ekspor. Keberadaan RU IV Cilacap telah memberikan manfaat bagi perekonomian di Kabupaten Cilacap, namun di sisi lain telah memberikan dampak negatif bagi masyarakat dan perikanan tangkap yang terdapat di perairan pesisir Cilacap karena daerah ini dimanfaatkan sebagai tempat pelepasan air limbah perusahaan.
Adanya Pertamina RU IV dan pelabuhan internasional di wilayah Cilacap menyebabkan tingginya arus transportasi terutama dari kapal tanker. Berdasarkan Adpel Tanjung Intan (2011) kapal tanker yang memasuki perairan Cilacap setiap bulan pada tahun 2010 sekitar 73 buah. Tingginya aktifitas kapal tanker di Perairan Cilacap juga telah memberikan dampak negatif, berupa ceceran dan tumpahan minyak serta kebocoran pipa bawah laut yang ditanam untuk menghubungkan SPM (single point mooring) dengan Area 70 (Iskandar, 2004).
Menurut Ditjen Migas (2011) pencemaran minyak yang terkait dengan aktifitas kapal tanker sejak tahun 2003 sampai 2010 telah terjadi empat kali tumpahan minyak. Seringnya kejadian tumpahan minyak di perairan Cilacap telah mengganggu keseimbangan ekosistem Perairan Pesisir Cilacap. Kondisi ini diduga telah menyebabkan hasil tangkapan nelayan mengalami penurunan dari tahun ke tahun terutama tangkapan sumber daya demersal. Udang merupakan salah satu sumber daya demersal yang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, sehingga adanya tumpahan minyak di sepanjang Perairan Cilacap akan langsung mengancam keberadaan udang karena kemampuan migrasi udang untuk menghindari tumpahan sangat rendah dan berpengaruh terhadap kondisi biologis udang terutama kemampuan untuk bertahan hidup pada kondisi perairan tercemar dan kemampuan mencari makan. Hal ini akan berpengaruh terhadap ketersediaan biomassa udang dan menurunkan hasil tangkapan nelayan Cilacap.
Efek pencemaran berupa tumpahan minyak seringkali tidak dipertimbangkan oleh pembuat kebijakan sehingga memunculkan eksternalitas terhadap lingkungan yang tidak diperhitungkan. Untuk memperkirakan eksternalitas yang dihasilkan oleh pencemaran, perlu mengembangkan langkah- langkah ekonomi terhadap nilai-nilai lingkungan dan sumber daya alam. Estimasi dilakukan terutama untuk memberikan masukan dalam pengambilan suatu keputusan manajemen sumber daya publik dan lingkungan (Freeman, 1993). Menurut Freeman (1991), perhitungan nilai lingkungan yang hilang diawali dengan mengamati jumlah hasil tangkapan sumber daya di daerah tumpahan minyak. Dasar untuk kompensasi kerusakan pihak yang terkena dampak...dst | id |