Show simple item record

dc.contributor.advisorZain, Alinda Fitriany Malik
dc.contributor.advisorPrasetyo, Lilik Budi
dc.contributor.authorNarulita, Sari
dc.date.accessioned2023-05-31T06:20:13Z
dc.date.available2023-05-31T06:20:13Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118251
dc.description.abstractBandung sebagai ibukota Jawa Barat merupakan salah satu kota metropolitan yang menghadapi masalah kepadatan penduduk. Hal ini menyebabkan meningkatnya jumlah konversi lahan dan penurunan ruang terbuka hijau di Bandung. Penelitian ini mengkaji kebijakan hutan kota, distribusi spasial hutan kota, serta metode merancang penentuan lokasi prioritas hutan kota dalam pengembangan hutan kota di Kota Bandung menggunakan GIS. Kebijakan kehutanan di Kota Bandung hutan kota terkait terdiri dari Kota Bandung Peraturan No.25 / 2009 dan Rencana Tata Ruang Kota Bandung. Berdasarkan analisis dari Landsat 8, luas hutan kota secara factual di wilayah Bandung dari 338,94 hektar (area kurang dari 10% dari Bandung), sehingga perlu diketahui lokasi yang sesuai untuk dikembangkan menjadi hutan kota. Metode ini merupakan overlay dari beberapa parameter: ketinggian, kemiringan, tutupan lahan, iklim, kepadatan penduduk, dan jarak dari protokol. Faktor-faktor yang menjadi parameter dalam menentukan prioritas lokasi hutan kota dianalisis menggunakan AHP (Analytical Hierarchy Process). Kecamatan yang perlu dikembangkan menjadi hutan kota (prioritas 1) di Bandung yaitu Mandalajati, Cibiru, dan Ujung Berung.id
dc.description.abstractBandung as the capital city of West Java has been facing with massive land conversion leading to reduced of green open space, which in fact affect to the quality of environment. This study will examine current urban forest policy- Bandung City Regulation No. 25/2009 and Spatial Plan of Bandung City, spatial distribution of urban forest, and also to develop method to prioritize location for urban forest design in Bandung using GIS. Method used in this study was overlay of several parameters; altitude, slope, land cover, climate, population density, and the distance of the protocol road. Parameters measured were analyzed using AHP. Based on Landsat 8 analysis, the factual urban forest areas only cover 338.94 hectares (less than 10% area of Bandung), and thus it is necessary to locate the appropriate location for a well-designed urban forest development. Result shows that there was three scores indicating the rank prioritization as the 652,65 hectares for the first rank, 7336,65 hectares for the second rank and lastly 8733,61 hectares. It is concluded that the first priority to be developed for urban forest in Bandung was Mandalajati, Cibiru, and Ujung Berung that fall within the first rank.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcEnvironmental science - Environmental conservationid
dc.titleAplikasi sistem informasi geografis (SIG) dalam pengembangan hutan kota di Kota Bandungid
dc.title.alternativeGeographic Information System Application on Urban Forest Development in Bandung Cityid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordUrban forestid
dc.subject.keywordGISid
dc.subject.keywordSpatial distributionid
dc.subject.keywordClimateid
dc.subject.keywordNatural resources and Environmental managementid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record