dc.description.abstract | Industri telekomunikasi seluler mempunyai peran yang besar dalam
kehidupan masyarakat maupun perekonomian nasional. Jumlah pelanggan
telekomunikasi seluler di Indonesia sampai tahun 2009 sudah mencapai 160 juta
pelanggan. Bisnis selular mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak
munculnya teknologi GSM/digital (global system for mobile communication)
yang mengembangkan kartu pra bayar (prepaid) dalam bisnis jaringan telepon
selular. Penyelenggara jasa telekomunikasi seluler berbasis teknologi GSM
sampai tahun 2010 ada lima yaitu PT. Telkomsel, PT. Indosat, PT. Excelkomindo,
PT. Natrindo Telepon Seluler, dan PT. Hutchinson CP Telecommunication.
Dengan demikian persaingan dalam industri jasa telekomunikasi khususnya di
Indonesia semakin ketat, khususnya telepon seluler GSM. Hal ini menyebabkan
konsumen mempunyai beberapa pilihan sehingga besar kemungkinan konsumen
akan berpindah ke penyedia jasa yang satu ke penyedia jasa yang lain.
Tingkat perpindahan pelanggan di Indonesia dinilai masih sangat tinggi
dibandingkan dengan di luar negeri sehingga hal ini menyulitkan operator
telekomunikasi. Tingkat perpindahan di luar negeri kini hanya 2%-3%, sedangkan
di Indonesia mencapai 13% per bulan (Pamenan, 2010).
Perpindahan merek terjadi karena penurunan loyalitas terhadap merek dan
mulai terjadinya penerimaan merek lain, yang pada akhirnya menyebabkan
konsumen mempunyai keinginan untuk mencoba merek yang lain (Howell, 2004).
Zikiene et. al. (2010) faktor penghambat perpindahan pelanggan dapat adalah
loyalitas. Feinberg, et. al. (1992), mengidentifikasi perilaku mencari variasi
sebagai faktor yang berpengaruh terhadap perpindahan merek. Loyalitas
pelanggan berkaitan dengan nilai pelanggan (Neal, 1998), kepuasan serta
hambatan pindah (Ranaweera&Prabhu, 2003). Perilaku mencari variasi muncul
karena adanya kebutuhan akan variasi dan persepsi karakteristik produk (Van
Trijp, et. al., 1996). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :...dst | id |