Show simple item record

dc.contributor.advisorMulatsih, Sri
dc.contributor.advisorPurnamadewi, Yeti
dc.contributor.authorSabuna, Demarce
dc.date.accessioned2023-05-30T04:02:59Z
dc.date.available2023-05-30T04:02:59Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118173
dc.description.abstractProvinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang menunjukkan tingkat kemiskinan masih tergolong tinggi walaupun penanganan kemiskinan terus diupayakan oleh pemerintah maupun masyarakat. Tingkat kemiskinan di Provinsi NTT pada tahun 2002 sebesar 30,74 persen dan sampai dengan tahun 2010 menurun menjadi 23,01 persen. Indikator lainnya yang menunjukan ketertinggalan di daerah ini adalah tingkat PDRB perkapita NTT. Sepanjang Tahun 2002 hingga Tahun 2010, PDRB Perkapita NTT mengalami peningkatan dalam nominalnya yaitu Rp 2.306.000 pada tahun 2005 mencapai Rp 2.676.000 pada tahun 2010. Meskipun demikian, PDRB perkapita tersebut masih jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia. Kondisi tersebut yang menyebabkan provinsi NTT selalu tertinggal, sehingga termasuk dalam 2 provinsi dengan PDRB perkapita terendah di tingkat nasional, bahkan pada Tahun 2010 menjadi provinsi dengan pendapatan perkapita terendah di Indonesia. Program penanggulangan kemiskinan di Indonesia termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur telah banyak dilakukan. Dana yang telah dikeluarkan kucurkan oleh pemerintah untuk pelaksanaan program-program tersebut telah mencapai trilyun rupiah, tetapi persentase masyarakat miskin di Provinsi Nusa Tenggara Timur masih tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Program-program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan cenderung bersifat homogen untuk semua daerah di Indonesia tanpa memperhatikan kearifan lokal yang dimiliki oleh setiap daerah. Menurut Wold Bank (2004), aspek sosial budaya atau kultural dan aspek ekonomi perlu diperhatikan dalam setiap strategi penanggulangan kemiskinan. Nusa Tenggara Timur memiliki kultur yang berbeda dengan daerah lain di Indonesia, sehingga pertimbangan untuk memperhatikan faktor kultural dan faktor–faktor lainnya dalam setiap rancangan strategi penanggulangan kemiskinan di Nusa Tenggara Timur menjadi menarik untuk diteliti. Harapannya program-program yang lebih tepat sasaran dapat dijadikan pertimbangan bagi pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan sehingga kemiskinan secara efektif diturunkan. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengkaji dinamika kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur: (2) mengkaji kaitan antara budaya masyarakat dengan pengeluaran rumahtangga di Provinsi Nusa Tenggara Timur: (3) menganalis faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur: (4) menganalis besarnya pengaruh faktor kultural terhadap terhadap kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Cakupan penelitian ini adalah seluruh kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kabupaten yang mengalami pemekaran setelah tahun 2005 digabungkan ke kabupaten induknya. Periode analisis tahun 2005-2010. Data yang digunakan berupa data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan sumber-sumber lainnya...dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.titleAnalisis Pengaruh Faktor Kultural Terhadap Kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timurid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkemiskinanid
dc.subject.keywordtingkat pendidikanid
dc.subject.keywordjumlah pendudukid
dc.subject.keywordpekerja pertanianid
dc.subject.keywordpengangguranid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record