Pemanfaatan Fungi Mikoriza Arbuskula Indigenous dan Rock Fosfat terhadap Peningkatan Produksi Simplisia dan Andrografolid pada Tanaman Sambiloto
View/ Open
Date
2012Author
Maslahah, Nur
Aziz, Sandra Arifin
Mansur, Irdika
Metadata
Show full item recordAbstract
Tanaman sambiloto (Andrographis paniculata) merupakan salah satu
tanaman obat yang mengandung senyawa andrografolid dan mempunyai banyak
khasiat dan manfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit, banyak digunakan
baik oleh industri obat tradisional (IOT) maupun industri kecil obat tradisional
(IKOT). Tanaman sambiloto mengandung senyawa andrografolid yang banyak
bermanfaat dalam mengatasi berbagai penyakit, terutama penyakit yang beresiko
tinggi seperti kanker. Potensi tanaman sambiloto sebagai tanaman obat perlu
dikembangkan agar mutu yang dihasilkan memenuhi harapan, salah satunya
adalah dengan menerapkan teknologi budidaya sesuai standar operasional
prosedur (SOP) dan memanfaatkan fungi mikoriza arbuskula (FMA) yang diambil
dari rizosfer sambiloto, dikembangkan oleh tanaman inang sambiloto serta
diinokulasikan kembali pada tanaman sambiloto. Pemanfaatan FMA indigenous
diharapkan mampu membantu penyerapan hara, meningkatkan pertumbuhan
tanaman dan produksi serta mutu tanaman sambiloto terutama pada bahan aktif
andrografolid. Tujuan dari penelitian adalah (1) untuk mendapatkan informasi
status mikoriza arbuskula pada tanaman sambiloto, (2) menguji tanaman
sambiloto sebagai tanaman inang pada perbanyakan FMA indigenous, (3) menguji
FMA dan pupuk P terhadap pertumbuhan, produksi biomassa segar dan produksi
simplisia kering sambiloto (4) Menguji FMA dan pupuk P terhadap mutu dan
produksi andrografolid pada tanaman sambiloto.
Penelitian terdiri dari dua tahap kegiatan yang dilakukan secara berurutan.
Kegiatan pertama adalah eksplorasi FMA dari rizosfer sambiloto dari dua lokasi
yaitu Cimanggu, Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kotamadya Bogor
pada ketinggian tempat 250 m dpl dan kampung Ciluyu, Desa Tenjo Ayu,
Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, dengan ketinggian tempat
550 m dpl, kemudian sampel tanah di-trapping dengan menggunakan tanaman
inang sambiloto dan sorgum dengan media zeolit steril di rumah kaca Balittro
selama 3 bulan. Kegiatan kedua adalah inokulasi FMA hasil trapping dengan
tanaman inang sambiloto pada perlakuan pemupukan tanaman sambiloto di rumah
kaca. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Tanah dan Kebun
Percobaan Cimanggu, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro)
Bogor, pada bulan Juni 2011– Februari 2012. Bahan tanaman yang digunakan
adalah benih sambiloto asal Cimanggu (Balittro Bogor), inokulum indigenous
FMA yang diekplorasi dari rizosfer sambiloto. Rancangan percobaan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri atas 6 perlakuan, 4
ulangan, dan 10 tanaman. Perlakuan yang diujicobakan adalah: Dosis pemupukan
100% SOP Balittro = 6 g urea + 5 g SP36 + 5 g KCl +1 kg pupuk kandang
sapi/tanaman, tanpa FMA (kontrol); 50% SOP + 20 g FMA/tanaman; 25% SOP +
20 g FMA/tanaman; dosis pemupukan 100% modifikasi SOP = 6 g urea + 6 g
rock fosfat + 5 g KCl + 200 g vermikompos/ tanaman, tanpa FMA; 50%
modifikasi SOP + 20 g FMA/tanaman, dan 25% modifikasi SOP + 20 g
FMA/tanaman....dst
Collections
- MT - Agriculture [3988]
