Show simple item record

dc.contributor.advisorIskandar
dc.contributor.advisorSudarsono
dc.contributor.advisorSuryaningtyas, Dyah T
dc.contributor.authorMare, Junianto Simare
dc.date.accessioned2023-05-29T03:55:48Z
dc.date.available2023-05-29T03:55:48Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118123
dc.description.abstractKendala utama dalam pelepasan hara dari mineral yang terdapat dalam batuan adalah proses pelapukan yang membutuhkan waktu relatif lama. Berdasarkan hal tersebut, pelapukan mineral yang terdapat dalam batuan perlu dipercepat melalui pemberian suatu bahan yang dapat memberikan kondisi dan lingkungan yang dapat menurunkan kestabilan mineral, agar unsur hara yang dikandungnya dapat segera dilepaskan. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan senyawa organik yang terdapat dalam bahan organik. Beberapa ahli telah banyak mengutarakan peran senyawa organik dalam proses pelapukan mineral primer melalui kelatisasi sebagai proses utama dalam pelepasan unsur hara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa bahan organik terhadap pelepasan unsur hara dalam abu volkan, serta mengetahui jumlah unsur hara yang terlepas dari abu volkan selama proses pencucian. Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Pengembangan Sumberdaya Fisik Lahan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, serta Laboratorium Pusat Survey Geologi, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Oktober 2011. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari abu volkan segar dan abu volkan yang telah mengalami pencucian secara alami (7 bulan). Kedua jenis abu volkan tersebut dipisahkan kembali berdasarkan ukuran butir ≤ 100 µm dan ukuran butir > 100 µm. Bahan lainnya berupa kompos kotoran ayam, serasah hutan pinus, dan gambut. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dengan 4 (empat) tahap kegiatan yang meliputi : karakterisasi bahan organik padat, ekstraksi dan karakterisasi senyawa organik larut air (SOLA), pelepasan kation dari abu volkan dengan metode perkolasi, dan analisis kimia dan mikroskopi mineral dalam abu volkan. Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa pH kompos kotoran ayam tergolong netral, sedangkan pH serasah pinus dan gambut tergolong agak masam. Disamping itu, kandungan C-organik dari ketiga bahan organik tergolong tinggi dimana C-organik gambut > serasah pinus > kompos kotoran ayam. Demikian halnya dengan KTK, dimana KTK gambut > serasah pinus > kompos kotoran ayam. Kandungan N-total dalam kompos kotoran ayam terlihat lebih besar dibandingkan gambut dan serasah pinus. Kandungan DOC (dissolve organic carbon) dalam senyawa organik larut air yang diekstrak dari kompos kotoran ayam > serasah pinus > gambut. Demikian halnya dengan EC (electric conductivity), dimana EC pada kompos kotoran ayam > serasah pinus > gambut. Ketiga jenis kompos bahan organik juga mengandung gugus karboksil dan OH-fenolat. ...dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.titlePengaruh Beberapa Bahan Organik terhadap Pelepasan Kation dari Abu Volkan Gunung Merapiid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordabu volkanid
dc.subject.keywordbahan organikid
dc.subject.keywordGunung Merapiid
dc.subject.keywordpelepasan kationid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record