Perbandingan Hasil Tangkapan Pancing Ulur pada Rumpon Portable dan Rumpon Tradisional di Perairan Aceh Barat Meulaboh
View/ Open
Date
2017Author
Jaliadi
Yusfiandayani, Roza
Baskoro, Mulyono S
Metadata
Show full item recordAbstract
Perikanan pancing ulur merupakan salah satu usaha perikanan rakyat yang
memiliki konstruksi sederhana dan cara pengoperasian yang mudah dan simpel.
Pancing ulur alat tangkap ikan yang sering digunakan oleh nelayan tradisional
untuk menangkap ikan di laut. Pancing ulur termasuk alat tangkap ikan yang aktif
dan juga ramah lingkungan. Pengoperasian alat relatif sederhana, hal ini tidak
terlepas dengan adanya alat bantu rumpon.
Penggunaan rumpon pada awalnya ketika nelayan melihat gerombolan ikan
pelagis berkumpul secara alami di sekitar benda terapung di permukaan (Gooding
dan Magnisson, 1967; Nugroho dan Atmaja, 2013). Sistem penggunaan rumpon
telah diterapkan di perairan tropis sejak tahun 1950an (Kakuma 2000; Moralesnin
et al. 2000). Penerapan rumpon laut dalam di perairan kawasan timur Indonesia
pertama kali dikembangkan oleh nelayan (Alimuddin 2005).
Bagian atraktor rumpon tradisional pada umumnya terbuat dari pelepah
daun kelapa atau rongsokan becak yang ditenggelamkan. Jenis rumpon tradisional
ini umumnya hanya menggunakan satu atraktor dan cenderung memiliki
selektivitas target yang rendah. Daya tahan rumpon tradisional juga terbatas
seperti daun kelapa yang cepat lapuk dan terbawa oleh arus laut yang cepat lapuk
dan terbawa oleh arus laut (IMI 2012).
Penggunaan rumpon portable pertama kali digunakan pada tahun 2013 di
Palabuhanratu. Rumpon portable ini terbuat dari bahan non alami (fibre)
merupakan suatu pengembangan dari rumpon konvensional yang digunakan
sebagai alat bantu pengumpul ikan menggunakan frekuensi suara, dimana
keunggulan rumpon portable ini mudah saat dibawa, lebih flexible, ringkas, daya
tahan lama, mudah dikemas dan dioperasikan pada disemua perairan dan
perawatannya mudah (Yusfiandayani et al. 2013).
Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis komposisi ikan, frekuensi panjang
dan ikan layak tangkap, (2) menganalisis hubungan panjang berat ikan hasil
tetangkap pada rumpon portable dan rumpon tradisional, (3) Mengkaji kelayakan
usaha pancing ulur pada rumpon portable dan rumpon tradisional. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis komposisi hasil tangkapan, aspek
biologi ikan seperti analisis hubungan panjang berat dan analisis kelayakan usaha,
analisis usaha pendapatan, analisis finansial seperti Net Present Value (NPV), Net
Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period
(PP).
Hasil penelitian menunjukkan komposisi ikan yang dominan tertangkap
pada rumpon portable sebanyak 622 ekor dan pada rumpon tradisional sebanyak
1.171 ekor. Ikan yang tertangkap pada kedua rumpon didominasi jenis ikan
tongkol (Auxis thazard), ikan layang (Decapterus ruselli), ikan ekor kuning
(Alepes djadaba), ikan selar kuning (Selaroidess leptolepis). Hasil pengukuran
panjang cagak (FL), pada rumpon portable dan rumpon tradisional di dominasi
dengan ikan yang layak tangkap. Hubungan panjang berat pada ikan yang
dominan tertangkap pada rumpon portable dan rumpon tradisional memiliki pola
pertumbuhan allometrik positif dan allometrik negatif. Aspek kelayakan usaha pada rumpon portable dan rumpon tradisional layak dijalankan setelah dilakukan uji kelayakan usaha karena NPV>0, Net B/C >1, IRR> 14%, dan PBP<5 tahun, dimana usaha sangat layak dijalankan.
Collections
- DT - Fisheries [711]