Kejadian Residu Formalin pada Karkas Ayam yang Dijual Di Pasar di Wilayah Jakarta
View/ Open
Date
2005Author
Risch, Awalludin
Sudarwanto, Mirnawati
Naim, Rochman
Metadata
Show full item recordAbstract
Daging ayam merupakan produk temak yang paling banyak dimanfaatkan sebagai sumber makanan manusia karena nilai gizinya lengkap, mudah diolah dan harga relatif murah (Hendrickson, 1987). Daging ayam adalah media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme dan bersifat mudah rusak, olah sebab itu pertu dlakukan pengolahan dan pengawetan untuk mencegah kerusakan. Syarat bahan pengawetan yang digunakan tidak beracun, mudah larut dalam air, tidak merubah rasa dan skator deging serta tidak membahayakan kesehatan konsumen (Anonimus, 1995) Berdasarkan laporan Balai Pengujian Mutu Produk Pelemakan tahun 2004, ditemukan 28 sampel dan 101 sampel daging ayam mengandung residu formalin yang dijual di pasar tradisional dan swalayan di wilayah di Jakarta Selatan.
Untuk mengetahui adanya kejadian residu dan kandungan formalin pada daging ayam yang dijual di pasar di wilayah Jakarta, digunakan metode uji secara kualitatif dan kuantitat yang dianalisa dengan menggunakan statisk deskripstif
Dari hasil uji kuaitas pada daging ayam sebanyak 300 sampel dilemukan 58 sampel positif (19.3%) mengandung formalin yang terdiri dari wilayah Jakarta Selatan 17 sampel (56%), Jakarta Timur 13 sampel (4.33%). Jakarta Pusat 11 sampel (3.6%), Jakarta Barat 9 sampel (3%) dan Jakarta Utara 6 sampel (2.6%). Hasil positif uji kualitat sebanyak 10 sampel dilakukan uji kuantitatif didapatkan konsentrasi formalin antara 0,06-0,12 ppm. Hasil uji in vitro menunjukkan bahwa pemanasan (100 °C) selama 15 dan 30 menit menghilangkan konsentrasi formalin 0,5 ppm dan 10 ppm.
Daging ayam yang dijual di pasar di wilayah Jakarta Menggunakan bahan pengawet formalin dan paling tinggi kejadiannya di wilayah Jakarta Selatan Lama waktu pemanasan 100 °C mempengaruhi konsentrasi formain pada daging ayam
Collections
- MT - Veterinary Science [909]