Penguatan Jejaring Kelembagaan Komunitas Petani Lahan Kering dalam Kawasan lndustri Masyarakat Perkebunan : Studi Kasus Komunitas Petani Lahan Kering Desa Olo-Oloho, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Abstract
Perkebunan Rakyat (PR) merupakan sektor penting dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat karena menjadi sumber pendapatan ribuan petani pekebun beserta keluarganya, penyedia bahan baku industri, sumber devisa negara dan mempunyai pengaruh backward and forward linkages yang luas serta PR mampu berperan sebagai sektor andalan dan unggulan. Upaya pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan jejaring (networking) dan kemitraan kelembagaan komunitas petani lahan kering dalam Kawasan lndustri Masyarakat Perkebunan (KIMBUN) sangat penting dipahami dalam Program Pengembangan Masyarakat Perkebunan untuk mewujudkan peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan petani lahan kering. Di samping itu, potensi modal sosial (social capital) kelembagaan komunitas yang dimiliki memberi daya dukung pengembangan jejaring dan relasi kelembagaan komunitas dengan stakeholders dan shareholders perkebunan dalam berbagai lini tingkatan wilayah (level). Masalah yang dihadapi kelembagaan komunitas petani lahan kering menyangkut lemahnya jejaring kelembagaan dalam mengakses sumber modal, sarana produksi, informasi teknologi tepat guna, pengolahan dan pemasaran hasil usahatani kakao yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan produksi, kontinuitas dan mutu produk, serta daya saing komoditas kakao sebagai sumber penggerak perekonomian masyarakat perkebunan di Desa Olo-Oloho.
Kajian ini bertujuan untuk mendisain model penguatan jejaring kelembagaan komunitas petani lahan kering dalam KIMBUN. Metode yang digunakan adalah case study dengan melakukan analisis stakeholders perkebunan di tingkat komunitas dengan cara sebagai berikut: pengamatan langsung di lapangan, penelusuran data sekunder, wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion/FGD). Selanjutnya metode penyusunan program dilakukan melalui teknik pelaksanaan Participatory Leaming and Action (PLA) yaitu merefleksi potensi jejaring petani lahan kering dalam komunitas dengan menganalisis masalah bersama diikuti dengan menyusun pemecahannya bersama-sama pula.
Berdasarkan hasil kajian disepakati bahwa model penguatan jejaring kelembagaan komunitas petani lahan kering dibangun atas tiga pilar pembangunan perkebunan dengan menciptakan dukungan public sector (pemerintah) dalam memperkuat jejaring informasi TTG, permodalan dan regulasi. Kemitraan private sector (swasta) dalam mempeiicuat jejaring permodalan, sarana produksi, pengolahan dan pemasaran hasil. Dukungan collective action sector (LSM dan perguruan tinggi) dalam memperkuat jejaring penyedia donatur, fasilitator pengembangan ekonomi produktif dan manajemen serta pengembangan masyarakat melalui pembentukan forum komunikasi petani kakao (FKPK-KIMBUN) sebagai perekat jejaring kelembagaan komunitas petani lahan kering secara berkelanjutan.
Collections
- MT - Professional Master [887]