Model Goal Programming untuk Menentukan Kombinasi Kuantitas Pangan: Kasus Asrama Mahasiswa TPB IPB.
View/ Open
Date
2005Author
Rusyana, Asep
Susetyo, Budi
Sukandar, Dadang
Metadata
Show full item recordAbstract
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu unsur penting dalam pembangunan. Kualitas SOM antara lain dipengaruhi oleh unsur gizinya, sehingga perbaikan gizi merupakan salah satu usaha yang tepat untuk meningkatkan kualitas manusia.
Pola dan kebiasaan makan yang tidak baik merupakan salah satu sebab masalah gizi, setiap orang memiliki masalah gizi yang berbeda-beda tergantung pada tingkat sosial ekonominya, untuk yang berasal dari latar belakang keluarga dengan sosial ekonomi yang rendah atau miskin, umumnya memiliki masalah gizi kurang, anggota keluarga ini umumnya kurus dan pendek, resiko penyakit yang mengancam mereka adalah penyakit infeksi terutama diare dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), rendahnya tingkat intelektual dan produktifitas kerja, bahkan sebagian beresiko cacad seumur hidup yaitu buta karena kurang vitamin A, cebol (cretin), dan cacad mental karena kurang zat yodiurn dalam tingkat parah. Oleh karena itu melakukan penelitian untuk menentukan kombinasi kuantitas pangan yang sebaiknya dikonsumsi agar memenuhi unsur gizi ( energi, protein, kalsium, phosfor, besi, vitamin A, dan vitamin C), terjangkau daya beli, lan memenuhi kebiasaan pangan menjadi penting, metode yang digunakan adalah model goal programming menggunakan kasus mahasiswa IPB angkatan tahun 2004 di asrama TPB IPB.
Unsur-unsur gizi dimasukan sebagai tujuh sasaran yang hams dicapai, datanya diambil dari angka kecukupan gizi dan daftar komposisi bahan makanan. Daya beli dimasukan sebagai satu sasaran yang harus dicapai, data yang digunakan adalah inforrnasi harga pangan dan kemampuan daya beli pangan. Sedangkan kebiasaan pangan dimasukan sebagai batas bawah dan batas atas pangan yang biasa dikonsumsi.
Model goal programming yang dibangun disediakan untuk empat golongan yaitu (1) mahasiswa putra TPB IPB usia 17 sampai 19 tabun, (2) mahasiswa putra TPB IPB usia 20 sampai 23 tahun, (3) mahasiswa putri TPB IPB usia 17 sampai 19 tahun, dan ( 4) mahasiswa putri TPB IPB usia 20 sampai 23 tahun. Semua kendala batas bawah menggunakan kuartil 1 dan batas atas menggunakan kuartil 3 kecuali batas bawah dan batas atas papaya dan bakso masing-masing menggunakan sebaran minimum dan maksimum sebab berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov dan Anderson-Darling jenis pangan pepaya menyebar normal dan bakso menyebar eksponensial.
Penelitian ini menghasilkan gambaran latar belakang dan identitas mahasiswa TPB IPB tahun 2004, 'rekomendasi kuantitas pangan yang sebaiknya dikonsumsi, biaya untuk pangan yang harus disiapkan setiap minggu, dan persentase sasaran-sasaran model goal programming yang dapat dicapai.