Show simple item record

dc.contributor.advisorMustaruddin
dc.contributor.advisorNurani, Tri Wiji
dc.contributor.authorHarlisa
dc.date.accessioned2023-05-22T07:43:08Z
dc.date.available2023-05-22T07:43:08Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117812
dc.description.abstractPenelitian Analisis Dampak Pelarangan Penggunaan Alat Tangkap Pukat Tarik di Perairan Barat Sulawesi Selatan, telah dilakukan pada bulan Februari – Desember 2017 mulai dari penyusunan proposal sampai pada pengolahan data. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Takalar dan Kabupaten Pangkajenne Kepulauan. Lokasi tersebut dipilih dengan pertimbangan keduanya terdapat alat tangkap pukat tarik yang cukup aktif. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan kondisi lokasi penelitian dan kondisi nelayan pukat tarik sebelum dan sesudah pemberlakuan Permen KP No. 2 Tahun 2015; (2) Mengukur dampak pemberlakuan aturan terhadap aspek lingkungan, sosial dan ekonomi; (3) Memberikan solusi untuk mengatasi dampak terhadap aturan melalui pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dilakukan secara survei dan wawancara terhadap nelayan pukat tarik, pedagang pengumpul, pemerintah setempat dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Takalar, Kabupaten Pangkajenne Kepulauan dan Provinsi Sulawesi Selatan serta tenaga ahli/peneliti sekitar kawasan Selat Makassar. Analisis yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian adalah analisis deskriptif, analisis model dinamik dan Analisis Hirarki Proses (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Takalar dan Kabupaten Pangkajenne Kepulauan adalah kabupaten yang kaya akan sumberdaya ikan karena berbatasan langsung dengan perairan Selat Makassar dan berhadapan langsung dengan jajaran Kepulauan Spermonde. Kondisi perikanan pukat tarik yang ada di Kabupaten Takalar dan Kabupaten Pangkajenne Kepulauan cukup memberikan kontribusi dalam pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis kecil dan ikan demersal. Kondisi sumberdaya ikan sebelum pelarangan penggunaan pukat tarik memiliki produksi yang berfluktuasi begitupun dengan jumlah alat tangkap yang dioperasikan. Tahun pertama setelah pemberlakuan aturan, produksi dan CPUE ikan pelagis kecil dan demersal di Kabupaten Takalar dan Pangkajenne Kepulauan sama-sama mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah produksi tersebut disebabkan karena trip penangkapan dan produktivitas alat tangkap lainnya meningkat. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya pelarangan penggunaan alat tangkap pukat tarik memberikan dampak yang signifikan dan bersifat positif pada pemanfaatan sumberdaya perikanan namun jumlah keseluruhan alat tangkap tetap harus dikontrol. Daerah pengoperasian alat tangkap pukat tarik memang dekat dengan kawasan terumbu karang, sehingga potensi kerusakan pada terumbu karang yang ada disekitarnya cukup rentan, baik kerusakan secara langsung maupun tidak langsung.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcfisheriesid
dc.titleAnalisis Dampak Pelarangan Penggunaan Alat Tangkap Pukat Tarik di Perairan Pantai Barat Sulawesi Selatanid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAHPid
dc.subject.keyworddinamic modelid
dc.subject.keywordPermen KP No. 2 2015id
dc.subject.keywordsustainable fisheries managementid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record