Dampak pengeluaran pemerintahan terhadap pertumbuhan dan distribusi pendapatan di sumatera utara
View/ Open
Date
2006Author
Rahmanta
Tambunan, Mangara
Siregar, Hermanto
Daryanto, Arief
Metadata
Show full item recordAbstract
Desentralisasi fiskal yang ditandai oleh pemberian kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk mengelola sendiri daerahnya dan meningkatnya dana anggaran ke daerah sebagai wujud adanya desentralisasi fiskal. Penelitian ini bertujuan menganalisis: (1) dampak pengeluaran pemerintah terhadap sektor produksi, institusi rumah tangga, dan nilai tambah faktor produksi, (2) distribusi pendapatan antar rumah tangga, (3) keterkaitan antar sektor, (4) jalur struktural sektor pemerintahan, dan (5) simulasi kebijakan. Model yang digunakan adalah Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) dalam bentuk matriks 53 x 53 sektor dan menggunakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik dan Stansi lainnya. Hasil analisis pengganda menunjukkan bahwa setelah desentralisasi fiskal pengeluaran pemerintah memberikan dampak yang lebih besar terhadap sektor produksi, institusi rumah tangga, dan nilai tambah faktor produksi dibandingkan sebelum desentralisasi fiskal. Distribusi pendapatan menunjukkan terjadinya pengurangan ketimpangan pendapatan diantara golongan rumah tangga setelah desentralisasi fiskal. Keterkaitan antar sektor menunjukkan keterkaitan kedepan sektor pemerintahan lebih besar dibandingkan keterkaitan kebelakang. Analisis ringan struktural pada sektor pemerintahan menunjukkan jalur melalui faktor produksi tenaga kerja memperoleh dampak yang lebih besar terhadap golongan rumah tangga dibandingkan melalui jalur modal. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pengeluaran rutin, pembangunan dan dana dekonsentrasi memberikan dampak positif terhadap sektor produksi, institusi rumah tangga, dan nilai tambah faktor produksi. Artinya, peningkatan pengeluaran pemerintah diikuti oleh peningkatan kinerja perekonomian daerah. Simulasi peningkatan pengeluaran pembangunan pemerintah dan investasi swasta (investasi) untuk sektor tanaman bahan makanan memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sekaligus pemerataan pendapatan atau pro growth with equity. Simulasi peningkatan investasi untuk sektor perkebunan memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi belum memberikan pemerataan pendapatan antar rumah tangga. Simulasi peningkatan investasi untuk sektor perikanan memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi yang rendah, dan belum mampu menjadikan sektor ini sebagai salah satu tulangpunggung perekonomian. Simulasi subsidi langsung tunai ke rumah tangga miskin memberikan dampak peningkatkan pendapatan rumah tangga miskin dan pertumbuhan ekonomi atau pro poor growth.