Show simple item record

dc.contributor.advisorPurwantara, Bambang
dc.contributor.advisorSupriatna, Iman
dc.contributor.advisorAmrozi
dc.contributor.advisorSitumorang, Polmer
dc.contributor.authorSianturi, Riasari Gail Sianturi
dc.date.accessioned2023-05-12T01:31:32Z
dc.date.available2023-05-12T01:31:32Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117522
dc.description.abstractTeknologi Inseminasi buatan (IB) sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas kerbau rawa melalui program outbreeding. Masalah utama yang menjadi kendala adalah rendahnya efisiensi reproduksi kerbau baik pada betina maupun pejantan sebagai sumber semen. Serangkaian penelitian yang dilakukan bertujuan untuk dapat pengoptimalkan IB melalui studi dinamika perkembangan ovaria, optimalisasi pengolahan semen kerbau dan IB di lapangan yang menggunakan metode sinkronisasi estrus dan ovulasi. Pada percobaan pertama, penelitian dilakukan untuk mengamati karakteristik pola dinamika perkembangan folikel dan korpus luteum pada ovaria serta hubungannya dengan profil progesteron plasma darah selama siklus estrus pada kerbau rawa. Manfaat penelitian ini adalah mendapatkan informasi pola dinamika ovaria kerbau selama siklus estrus, yang dapat bermanfaat sebagai dasar untuk memanipulasi reproduksi, seperti penerapan metode sinkronisasi estrus yang lebih efisien untuk meningkatkan keberhasilan IB pada kerbau. Penggunaan teknologi USG dan analisa hormon penting untuk dapat mempelajari dinamika perkembangan ovaria pada kerbau rawa dan hubungannya dengan profil progesteron.. Data pengamatan USG selama siklus estrus dari enam ekor kerbau telah dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan regresi folikel-folikel ovaria dan korpus luteum. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa empat dari enam ekor kerbau rawa mempunyai pola perkembangan dua gelombang folikel dan satu ekor mempunyai pola tiga gelombang selama siklus estrsunya dan satu ekor lagi anestrus. Pada pola dua gelombang perkembangan folikel, rataan panjang siklus estrus 21 hari dan untuk yang pola tiga gelombang mempunyai panjang siklus estrus 22 hari. Perkembangan dan regresi CL berkorelasi positif dengan profil hormon progesteron darah. Penelitian kedua dilakukan untuk mengetahui pola perkembangan folikel dan regresi CL pada saat dilakukan sinkronisasi estrus dan mengamati waktu kejadian ovulasi serta melihat profil progesteron darah. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa pada sinkronisasi Ovsynch, hanya tiga dari enam ekor yang disinkronisasi mengalami ovulasi sekitar kurang dari 24 jam setelah penyuntikan GnRH kedua. Untuk Sinkronisasi dengan penggunaan PGF2α dua kali penyuntikan, terjadi 7 ovulasi sekitar 2-5 hari setelah penyuntikan PGF2α. Yang terbanyak adalah ovulasi terjadi pada hari ke tiga (3 ovulasi) setelah penyuntikan PGF2α. Pada sinkronisasi dengan metode Select-synch hanya dua ekor kerbau yang merespon sinkronisasi yaitu ovulasi setelah hari ke lima dan hari keenam, sedangkan ternak lain yang tidak memberikan respon kemungkinan kondisi tubuh yang belum memadai dan masih terlalu muda. Penelitian ke tiga, tentang optimalisasi pembuatan semen beku kerbau yang lebih berkualitas, bertujuan untuk mengetahui efek dari penabahan glutation dan ...dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.titleDinamika ovari dan profil progesteron selama siklus estrus serta optimalisasi inseminasi buatan pada kerbau rawaid
dc.title.alternativeIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordkerbau rawaid
dc.subject.keyworddinamika ovariaid
dc.subject.keywordsinkronisasi estrusid
dc.subject.keywordinseminasi buatanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record