Show simple item record

dc.contributor.advisorSoetarto, Endriatmo
dc.contributor.advisorDarusman, Dudung
dc.contributor.advisorSundawati, Leti
dc.contributor.authorAnsori, Mukhlas
dc.date.accessioned2023-05-11T02:40:21Z
dc.date.available2023-05-11T02:40:21Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117474
dc.description.abstractPengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) merupakan salah satu bentuk pengelolan hutan kemitraan dengan melibatkan masyarakat sekitar hub Program in dakukan sebagai upaya untuk mengelola hutan secara lestri dan memukan masyarakat di sektamya. Persepsi masyarakat terhadap keberadaan PHBM beragam. Dari aspak ekonomi persepsi masyarakat positif karena PHBM dapat menambah panghasilan walaupun relat kecil mengingat luas lahan yang digarap juga sempit sehingga belum mampu menjejahterakan rakyat. Dari aspek sosial PHBM berpengaruh positif bagi kan hutan, kebakaran dan pencurian tol huban menurun. Sedangkan dan aspek chologis persepsi masyarakat negat karena pilihan terhadap tanaman Acosi mangl bendampak pada samskin suitnya mendapatkan sumber air di musim kemarau Pelaksanaan PHBM hanya bisa dilaksanakan dengan baik jika ada partisipasi dari para pemangku kepentingan. Tingkat partisipasi masyarakat dalam PHBM pada tahap perencanaan, evaluasi dalam kategon rendah. Sedangkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan PHBM dalam katogoni cukup tinggi Rendahnya ingkat pendidikan rakys makan salah satu kendala keterbabe masyarakat dalam Istap perencanaan Dalam penerapan PHEM ditemukan adanya relasi kekuatan antara Perhutani dengan masyarakat yang belum seimbang. Perhutani dalam pelaksanaan PHBM masih dominan. Mandor sebagai pelaksana di lapangan masih instrukci karena lebih merasa super. Masyankal juga belum sepenuhnya sadar als posisinya sebagai mita kerja. seppe skibongkal pendidikannya yang retive rendah. Dengan kata bein Perhutani leh menomorduakan kepentingan petani. Kemitraan cenderung asimetris, isi perjanjian lebih banyak membenarkan pihak petani seperti dikenakannya beraneka ragam aturan, sanksi bagi petani. Aspek keamanan hutan lebih banyak dibebankan kepada pihak petani. Akbal dominas Perhutani dan penerapan pola kemitraan dengan mekanisme yang seragam di semua kondisi mengakibarkan kreativitas masyarakat tidak berakomodasi Penerapan program pemberdayaan belum sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Bagi hasil dan PHBM masih belum menyajahterakan petani, karena proporsi bagi hasil masih terlalu kecil dibandingkan dengan pola kemitraan lain.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.titlePengelolaan Hutan Kemasyarakatan untuk Menyejahterakan Rakyat Kasus Pola PHBM (pengelolaan hutan bersama masyarakat) di Perum Perhutani BKPH Parung Panjang, KPH Bogorid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordforestry, partnership, equity, moda, devotionid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record