Show simple item record

dc.contributor.advisorSanim, Bunasor
dc.contributor.advisorSiregar, Mulya E
dc.contributor.advisorAchsani, Noer Azam
dc.contributor.authorRosadi, Riza
dc.date.accessioned2023-05-10T07:10:23Z
dc.date.available2023-05-10T07:10:23Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117464
dc.description.abstractBerbagai krisis ekonomi terus terjadi. Kegiatan ekonomi spekulatif (sektor non riil) telah menyebabkan ekonomi suatu negara menjadi sangat tidak stabil dan rentan terhadap perubahan dunia yang sangat cepat. Karenanya adalah suatu keharusan untuk mengkaji sistem ekonomi yang mampu menghilangkan berbagai faktor yang menjadi penyebab terjadinya ketidakstabilan ekonomi, yakni kegiatan spekulatif dan rente yang tidak mempunyai nilai tambah apapun. Salah satu sistem ekonomi alternatif tersebut adalah sistem ekonomi Islam. Data-data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari Satistik Ekonomi Indonesia (1974-2011) dan Laporan Publikasi untuk melihat keragaan bank syariah dan bank konvensional mulai 1998-2011. Jenis data yang digunakan merupakan data kuantitatif bulanan dengan berbagai variabel ekonomi. Metode analisis data yang digunakan berupa analisis kointegrasi dilanjutkan dengan impuls respon dan dekomposisi ragam (variance decompotition). Untuk melihat hubungan sebab-akibat digunakan analisis Granger Causality. Dilihat dari keragaannya, profitabilitas Bank Muamalat Indonesia (BMI) digambarkan oleh Return on Asset (ROA) 0.009, Return on Equity (ROE) 0.091, dan Profit Expense Ratio (PER) 0.241. Sementara nilai-nilai rasio tersebut untuk Bank Niaga berturut-turut adalah 0.014, 0.159, dan 0.189. Berdasarkan uji F diketahui BMI dan Bank Niaga memiliki kemampuan yang sama dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden, serta efisiensi dalam pengeluaran dan pada jumlah biaya tertentu bank menghasilkan laba yang lebih besar. Pada sisi lain, tekanan finansial terkait pemberian pinjaman, resiko kredit dan potensi pailit BMI dengan Bank Niaga relatif sama. BMI lebih likuiditas daripada Bank Niaga. Perbandingan antara hutang dengan modal sendiri maupun dengan total aset kedua bank relatif sama. Karenanya, dapat dikatakan bahwa perlindungan dan kemampuan penjaminan terhadap kerugian pinjaman-pinjaman serta kemampuan finansial kedua bank untuk membayar utang tidak berbeda. Profitabilitas BMI dengan Bank Mandiri sama. Untuk Bank Mandiri, baik ROA (0.013), ROE (0.124), maupun PER (0.220) berdasarkan uji F menunjukkan hal yang sama dengan BMI. Begitu juga, CDR BMI lebih besar daripada Bank Mandiri. Ini menggambarkan bahwa BMI relatif mempunyai likuiditas yang lebih dibandingkan Bank Mandiri. Sementara itu, ukuran likuiditas lainnya (CR dan CAR) pada kedua bank tersebut sama. Solvabilitas dengan indikator DER (7.004) dan DTAR (0.740) sama antara BMI dengan Bank Mandiri. Sementara, nilai EM BMI (15.336) lebih kecil daripada nilai EM Bank Mandiri (31.621). Ini menunjukkan Bank Mandiri secara relatif lebih banyak mengalihkan dana yang dipinjam menjadi aset dengan modal bersama. dst...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcIlmu Ekonomi Pertanianid
dc.titleSistem Perbankan Ganda: Analisa Kinerja, Permintaan Uang, Kestabilan Moneter dan Dampak Terhadap Perekonomianid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordDual Banking Systemid
dc.subject.keywordCointegrationid
dc.subject.keywordMonetary Stabilityid
dc.subject.keywordMoney with no Interest (MNI)id
dc.subject.keywordMoney with Interes (MI)id


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record