Show simple item record

dc.contributor.advisorWiryawan, Budy
dc.contributor.advisorMonintja, R Daniel
dc.contributor.advisorSri, Wiyono Eko
dc.contributor.authorSuryana, Asep
dc.date.accessioned2023-05-10T06:57:50Z
dc.date.available2023-05-10T06:57:50Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117459
dc.description.abstractKebijakan peningkatan produksi hasil perikanan, dari satu sisi telah berhasil meningkatkan produksi, devisa dan lapangan pekerjaan, namun dari sisi yang lain ternyata kebijakan peningkatan produksi perikanan, terutama yang berasal dari hasil tangkapan, telah menimbulkan kelebihan tangkap, bahkan di beberapa daerah penangkapan, telah terjadi pengurasan sumber daya ikan, dimana tingkat penangkapan telah melampaui kemampuan daya pulihnya, sehingga dapat mengancam kelestarian sumber daya ikan itu sendiri. Sebagaimana yang dilansir dalam kajian terakhir mengenai sumber daya ikan global, yang dilakukan oleh Food and Agriculture Organization (FAO), hasilnya menyatakan bahwa 47% sumber daya ikan di dunia mengalami pemanfaatan penuh (fully exploited), 19% dinyatakan sudah berlebihan (over exploited), dan 9% diantaranya sudah terkuras (depleted). Dengan demikian, 75% sumber daya ikan global sudah dalam kondisi kritis. FAO juga menyatakan bahwa kapasitas lebih (overcapacity) merupakan ancaman serius yang melanda perikanan secara global. Kakap merah (Lujanus spp) sebagai salah satu komoditi hasil perikanan yang memiliki nilai ekonomis penting dengan peluang pasar yang masih cukup terbuka, dari tahun ke tahun tingkat pemanfaatanya cenderung semakin meningkat. Berdasarkan data statistik perikanan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Tanjungpandan, produksi kakap merah (Lutjanus spp) yang didaratkan di PPN Tanjungpandan pada tahun 2004 mencapai 159 ton dan kecenderungannya terus meningkat, hingga pada tahun 2006 produksinya mencapai 335 ton, namun pada tahun selanjutnya tingkat produksinya mengalami penurunan hingga pada tahun 2010 menjadi 127 ton. Sebagai kegiatan usaha (ekonomi), upaya pemanfaatan sumber daya ikan kakap merah (Lutjanus spp), wajar bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar besarnya, namun tanpa pengelolaan yang baik, kegiatan usaha pemanfaatan sumber daya ikan akan mendorong pengerahan upaya pada tingkat yang berlebihan. Upaya pemanfaatan sumber daya ikan kakap merah secara berlebihan, tidak hanya akan menimbulkan pemborosan secara ekonomi akibat kelebihan pengerahan upaya (over exploited) tetapi juga dapat menimbulkan kelebihan tangkap (over fishing) yang dapat menyebabkan penurunan kemampuan daya pulih (renewable) dari sumber daya kakap merah itu sendiri, dan pada akhirnya mengancam kelestarian sumber daya itu sendiri. Pemanfaatan sumber daya ikan secara berkelanjutan pada dasarnya adalah tujuan dari pengelolaan yang menjamin tingkat pemanfaatan sumber daya yang tidak melampaui daya pulihnya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup generasi masa kini maupun generasi yang akan datang...dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.titlePengelolaan Sumberdaya Kakap Merah (Lutjanus spp) secara berkelanjutan di perairan kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitungid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordUpaya, kakap merah (Lutjanus spp), sumber daya ikan, keberlanjutan, kelebihan upaya .id


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record