| dc.description.abstract | Tingkat pertumbuhan dan perkembangan usaha sapi perah (USP) skala
mikro di Kecamatan Sagalaherang dan Ciater Kabupaten Subang dalam periode
2005-2010 masih belum sepenuhnya memadai. Pertambahan populasi sapi per
tahun sebesar 1% per tahun masih di bawah rata-rata nasional kurun waktu 1997-
2004 sebesar 1,29%. Di samping kecilnya pertambahan populasi sapi, juga mutu
pengelolaan USP berwawasan lingkungan belum 100% baik. Proporsi USP yang
memiliki lahan tanaman hijauan pakan ternak seluas 1.000 m2 per sapi masih
belum ada. Proporsi USP yang mengelola limbah sapi (feses dan urin) menjadi
biogas baru mencapai 25,94% dari 212 USP dengan cakupan pengguna gas ratarata
1 – 2 keluarga. Dengan demikian ratio jumlah USP dengan jumlah keluarga
pengguna biogas saat ini baru 1 : 0,52; masih jauh lebih kecil dari ratio
optimal yang dapat dicapai yaitu 1 : 4,17. Sementara itu proporsi USP yang
mengolah limbah sapi menjadi pupuk organik, selain teknik biogas, juga masih di
bawah 2%.
Banyak upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten, bersama
perbankan dan Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU) untuk
mengembangkan USP ini termasuk penyelesaian masalah yang dihadapi, namun
masih bersifat parsial atau belum dengan pendekatan sistem sehingga hasil yang
dicapai belum sepenuhnya sampai pada taraf yang diinginkan.
Penelitian ini bertujuan membangun model kebijakan pengembangan
usaha sapi perah skala mikro berwawasan lingkungan (USPSMWL) di Kabupaten
Subang menggunakan pendekatan sistem, analisis kuantitatif dan kualitatif,
Analytical Hierarchy Process, Interpretative Structural Modelling. Kegiatan
yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu: mengidentifikasi faktor-faktor yang
berhubungan dengan pengembangan USPSMWL di Kabupaten Subang;
mengidentifikasi kebutuhan stakeholder dalam pengembangan USPSMWL di
Kabupaten Subang; dan merumuskan kebijakan dan strategi pengembangan
USPSMWL di Kabupaten Subang. Nilai kebaruan dari penelitian ini ialah
terbangunnya model kebijakan USPSMWL di Kabupaten Subang menggunakan
pendekatan sistem mencakup aspek ekonomi, sosial, dan ekologis dengan
melibatkan stakeholder. Penelitian dilakukan di Kecamatan Sagalaherang dan
Ciater Kabupaten Subang selama 6 bulan (Januari sampai Juni 2011). Jumlah
responden 253 orang terdiri atas peternak sapi perah 115 orang (random
sampling), bukan peternak sapi perah 115 orang (random sampling), pejabat dinas
dan instansi tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa 16 orang (purposive
sampling), dan pakar 7 orang (purposive sampling). Data dikumpulkan dengan
wawancara menggunakan kuesioner, kemudian dianalis secara deskriptif dan
bivariat dengan bantuan software komputer.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat menjadi pelaku usaha sapi
perah dipengaruhi oleh faktor-faktor: (1) ketersediaan lahan untuk tanaman pakan
sapi perah, (2) status pekerjaan masyarakat, dan (3) bau atau gangguan limbah
sapi perah; sedangkan perkembangan atau kemajuan usaha sapi perah dipengaruhi...dst | id |