Peran Pendidikan dalam Pertumbuhan Ekonomi Sektoral di Indonesia
View/ Open
Date
2013Author
Subroto, Gatot
Hutagaol, M Parulian
Firdaus, Muhammad
Limbong, W Halomoan
Metadata
Show full item recordAbstract
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan konomi. Menurut teori human capital, pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi manusia dengan menanamkan ilmu pengetahuan, keterampilan/keahlian, milai, norma, sikap, dan perilaku yang berguna bagi manusia sehingga manusia tersebut dapat meningkatkan kapasitas belajar dan produktifnya. Melalui peningkatan kapasitas belajar dan kapasitas produktif, produktivitas seseorang meningkat sehingga akan mendongkrak pendapatan orang tersebut serta meningkatkan output berupa barang dan jasa bagi masyarakat, secara keseluruhan Serarti pertumbuhan ekonomi akan naik.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis pengaruh jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi tenaga kerja dalam pertumbuhan ekonomi sektoral; 2) membandingkan pengeluaran pemerintah bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dalam pertumbuhan konomi masing-masing sektor; serta 3) memformulasikan alternatif kebijakan Bemerintah bidang pendidikan dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan sektoral.
Data sekunder atau data publikasi yang berasal dari BPS hasil SUSENAS, SAKERNAS, SENSUS dan lain-lain berbentuk pooled data merupakan gabungan antara data time series (2004-2011) dan cross section terdiri atas 33 propinsi. Gabungan seluruh propinsi selama tahun 2004-2011 atau selama 8 tahun menghasilkan data sebanyak 264 record.
Peningkatan pengeluaran pemerintah pusat dan daerah serta masuknya investasi akan mengakibatkan semakin besarnya pengeluaran pemerintah dalam berbagai kegiatan sektor ekonomi. Peningkatan pengeluaran pemerintah bidang kesehatan dan infrastruktur ekonomi juga memberikan stimulasi perkembangan Produksi serta menjadi insentif bagi para pengusaha untuk menanamkam modalnya. Peningkatan besaranya pengeluaran berbagai sektor (pertanian, Industri, dan jasa) akan mendorong berkembangnya kegiatan sektor tersebut, sehingga terjadi penyerapan tenaga kerja. Akhirnya terjadi peningkatan ouput baik di daerah maupun nasional.
Adam Smith menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh kapital (K) dan tenaga kerja (L) atau Q=f (K,L). Dimana pendidikan mempunyai peranan dalam meningkatkan kualitas para tenaga kerja untuk lebih produktif.
Dengan melakukan 9 buah simulasi yaitu; pertama Pajak Daerah TAXD naik 10 persen dan GEEDU naik 10 persen; kedua DAU naik 10 persen dan GEEDU 10 persen; ketiga TAXD naik 12 persen, DAU naik 8 persen, GEEDU naik 8 persen, GEHEAL naik 5 persen, GEINF naik 5 persen; keempat TAXD naik 12 persen, DAU naik 8 persen GEEDU naik 5 persen, GEHEAL naik 5 persen, GEINF naik 5 persen, dan pengeluaran ditambah 10 Trilyun untuk 10 propinsi di pulau Sumatra; simulasi kelima, TAXD naik 12 persen, DAU naik 8 persen, GEEDU naik 5 persen, GEHEAL naik 5 persen, GEINF naik 5 persen, dan pengeluaran ditambah 10 Trilyun untuk 6 propinsi di pulau Jawa; simulasi Koenam, TAXD naik 12 persen, DAU naik 8 persen, GEEDU naik 5 persen, GEHEAL naik 5 persen, GEINF naik 5 persen, dan pengeluaran ditambah 10 Frilyun untuk 3 propinsi di kepulauan Bali dan Nusa Tenggara; simulasi ketujuh, AXD naik 12 persen, DAU naik 8 persen, GEEDU naik 5 persen, GEHEAL naik persen, GEINF naik 5 persen, dan pengeluaran ditambah 10 Trilyun untuk 4 propinsi di pulau Kalimantan; simulasi kedelapan, TAXD naik 12 persen, DAU maik 8 persen, GEEDU naik 5 persen, GEHEAL naik 5 persen, GEINF naik 5 ersen, dan pengeluaran ditambah 10 Trilyun untuk 6 propinsi di pulau Sulawesi; dan simulasi kesembilan, TAXD naik 12 persen, DAU naik 8 persen, GEEDU maik 5 persen, GEHEAL naik 5 persen, GEINF naik 5 persen, dan pengeluaran tambah 10 Trilyun untuk 4 propinsi di kepulauan Maluku dan Papua.
Kesimpulannya; 1) Tenaga kerja berasal dari lulusan jenjang pendidikan menengah mempunyai tingkat keterserapan tertinggi untuk diterima bekerja pada semua sektor. Sedangkan tenaga kerja lulusan jenjang pendidikan dasar dan tinggi latif terserap pada sektor industri dan jasa. Selanjutnya, tidak ada tenaga kerja dari lulusan jenjang pendidikan manapun yang memberikan kontribusi positif secara langsung atau bekerja pada sektor pertanian; 2) Hanya tenaga kerja yang berpendidikan tinggi yang mempunyai pengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja sektor industri, selebihnya berpengaruh negatif; 3) Seluruh tenaga kerja dari seluruh jenjang pendidikan mempunyai pengaruh positif terhadap produk domestik regional bruto khususnya sektor jasa. Sedangkan tenaga kerja pada jenjang pendidikan menengah dan tinggi hanya berpengaruh positif terhadap produk domestik regional bruto indutri. Sedangkan tenaga kerja dari jenjang pendidikan menengah yang hanya berpengaruh positif terhadap produk domestik regional bruto sektor pertanian; 4) Dalam jangka pendek pengeluaran bidang pendidikan mempunyai elastisitas terbesar kemudian pengeluaran bidang insfrastruktur dan bidang kesehatan. Namun dalam jangka panjang elastisitas terbesar adalah pengeluaran bidang infrastruktur kemudian bidang pendidikan dan (disusul bidang kesehatan; 5) Peningkatan pengeluaran pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dengan kebijakan pemihakan terhadap daerah tertinggal dan tertekan dalam tipologi Klassen memberikan dampak yang sangat kondusif dan positif erhadap pertumbuhan ekonomi sektoral Indonesia.