Show simple item record

dc.contributor.advisorHardinsyah
dc.contributor.advisorKusharto, Clara M
dc.contributor.advisorSulaeman, Ahmad
dc.contributor.advisorAlisjahbana, Bachti
dc.contributor.authorSuparman
dc.date.accessioned2023-05-10T05:33:33Z
dc.date.available2023-05-10T05:33:33Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117444
dc.description.abstractIndonesia merupakan negara dengan jumlah penderita tuberkulosis tertinggi keenam setelah India, China, Nigeria, Bangladesh dan Pakistan. Prevalensi penyakit tuberkulosis (TB) paru pada kelompok umur lebih dari 15 tahun sebesar 0,25% (2006) meningkat menjadi 0,40% (2008). Kemiskinan, perilaku dan akses ke sumberdaya merupakan faktor yang sering dikaitkan dengan penyakit tuberkulosis. Penelitian sebelumnya tentang efek suplemen gizi untuk menanggulangi defisiensi gizi dan lemahnya respon imun pada penderita tuberkulosis menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Salah satunya karena strategi suplementasi zat gizi makro dan mikro masih dilakukan secara terpisah, padahal keduanya memiliki sinergitas yang tinggi. Saat ini pengobatan penderita tuberkulosis menggunakan fixed dose combination (FDC) yaitu terdiri atas sejumlah antibiotika (isoniazid, rifampisin, pyrazinamid dan etambuthol) bersifat bakeriosidal dan bakteriostatik, selain untuk menghancurkan Mycobacterium tuberculosis (Mtb) juga untuk menghindari terjadinya resistensi Mtb. Namun demikian, terdapat bukti kuat dari sejumlah penelitian, bahwa penggunaan antibiotika terutama antibiotika spektrum luas (broad spectrum) bisa menimbulkan gangguan keseimbangan mikroflora. Penderita TB paru juga mengalami defisiensi zat gizi makro dan mikro. Menghadapi situasi seperti diatas, strategi intervensi dengan memberikan suplemen protein berbasis susu, sinbiotik dan zat gizi mikro (vitamin A dan seng) terhadap penderita TB paru, diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap tiga hal yaitu (a) dapat memelihara keseimbangan mikroflora saluran pencernaan, (b) meningkatkan kapasitas respon imun dan (c) status gizi. Penelitian ini menggunakan disain double-blind randomized treatmentcontrol. Sebanyak 94 subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dipilih dan ditempatkan secara acak ke dalam kelompok MSM (milk-synbiotic-micronutrients) dan MO (milk only) menggunakan tehnik random allocation (1:1). Kelompok MSM menerima suplemen protein berbasis susu (PBS), sinbiotik dan zat gizi mikro, sedangkan kelompok MO hanya menerima suplemen PBS. Parameter penelitian meliputi karakteristik subyek, populasi bakteri mikroflora (koloni Lactobacillus sp dan Bifidobacterium sp), respon imun (neutrofil, limfosit sekretori IgA dan IFN-) dan inflamasi (C-reactive protein dan Laju Endap Darah), asupan gizi (makro dan mikro), status gizi (berat badan, Indeks Masa Tubuh, lemak tubuh, masa lean (otot), hemoglobin, vitamin A serum dan seng serum), konversi apusan dahak, biakan dahak dan keadaan klinis (skor Karnofsky) diukur dan dikumpulkan saat awal (baseline), setelah 1, 2 dan 6 bulan menggunakan metode standar oleh tenaga...dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.titleEfikasi suplemen sinbiotik dan zat gizi terhadap respon imun, status gizi dan konversi apusan dahak penderita tuberkulosis paru orang dewasaid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordrespon imun, sinbiotik, protein, vitamin A, seng, tuberkulosis.id


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record