dc.description.abstract | Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui tingkat penerapan
dan kecepatan adopsi inovasi IB pada peternak sapi potong. Secara khusus
tujuan penelitian adalah untuk (1) mengidentifikasi penerapan IB berdasarkan
karakteristik internal dan eksternal serta karakteristik usaha peternak sapi
potong; (2) mengidentifikasi persepsi peternak sapi potong terhadap aspek
teknis, sosial-budaya, ekonomis dan kebijakan di bidang IB; (3) membangun
model yang dapat menjelaskan pola keterkaitan faktor-faktor yang terkait dengan
penerapan IB pada peternak sapi potong; dan (4) merancang strategi kebijakan
IB pada peternak sapi potong. Penelitian dilakukan di Kecamatan Geger
Kabupaten Bangkalan dan Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan di Provinsi
Jawa Timur dan Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan Provinsi Bali.
Penelitian dirancang sebagai penelitian survai deskriptif korelasional dengan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Jumlah sampel total 240 peternak akseptor
IB dengan teknik pengambilan sampel secara sengaja (purposive sampling).
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, wawancara dan
pengamatan langsung di lapangan. Analisis secara statistik menggunakan SEM
(structural equation modeling).
Hasil identifikasi menunjukkan bahwa karakteristik internal, eksternal,
usaha dan persepsi peternak sapi potong serta tingkat penerapan dan tingkat
kecepatan adopsi inovasi IB menunjukkan perbedaan yang signifikan antar lokasi
penelitian. Beberapa indikator yang signifikan terhadap konstruk karakteristik
internal peternak sapi potong adalah umur peternak, tingkat pendidikan,
pengalaman dalam memelihara sapi dan tingkat kekosmopolitan peternak. Untuk
jumlah pemilikan sapi, tujuan pemeliharaan sapi, motivasi menggunakan IB,
keanggotaan dalam kelompok IB dan besarnya pendapatan menjual pedet tidak
signifikan terhadap konstruk karakteristik internal peternak sapi potong. Dari
konstruk karakteristik eksternal peternak sapi potong, beberapa indikator yang
signifikan adalah keadaan sarana prasarana, kepastian pasar sapi, intensitas
penyuluhan IB dan ketersediaan informasi IB. Kelembagaan IB dan sumber
informasi IB tidak signifikan terhadap konstruk karakteristik eksternal peternak
sapi potong. Untuk konstruk persepsi, beberapa indikator yang signifikan adalah
jenis sapi bibit, tanda-tanda fisik sapi bibit, pelayanan inseminator, tanda-tanda
sapi induk berahi, norma sistem sosial, struktur sosial, peningkatan produksi hasil
IB, keuntungan relatif menggunakan IB, kebijakan persilangan dan pemurnian;
sedangkan tujuan pembibitan/IB, kelembagaan peternak sapi dan kebijakan
campuran tidak signifikan terhadap konstruk persepsi peternak sapi potong
terhadap IB.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata penerapan IB adalah 51,1% dengan
kisaran antara 36,4% dan 83,6%. Sekitar 85% responden masuk kategori
sedang, yaitu menerapkan aspek-aspek IB antara 40% sampai dengan 60%.
Hasil uji beda menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata tingkat penerapan
IB antar lokasi penelitian. Untuk kecepatan adopsi inovasi IB menunjukkan
bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan adalah 2,39 tahun dengan kisaran antara
nol hingga 16 tahun. Hasil uji beda menggunakan Kruskal-WallisTest
menunjukkan bahwa kecepatan adopsi IB antar lokasi penelitian berbeda nyata,..dst | id |