dc.description.abstract | Kawasan zona pemanfaatan tradisional (ZPT) Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) dipandang hanya dalam konteks perlindungan fungsi ekologis semata. Perubahan orientasi pemanfaatan sumberdaya nyata terjadi ketika Kabupaten Teluk Wondama dimekarkan Tahun 2002. Pengembangan pembangunan dalam kawasan ZPT yang digalakan oleh Pemda Kabupaten Teluk Wondama dan Balai Besar TNTC berdampak pada beragamnya kepentingan dalam memanfaatkan sumberdaya oleh berbagai individu, kelompok masyarakat, dan pengguna lain. Di sisi lain pertambahan penduduk, perluasan pemukiman, perkembangan kegiatan perikanan, dan semakin meningkatnya kegiatan transportasi laut, menyebabkan kawasan ZPT mendapat tekanan ekologis yang berdampak pada eksploitasi sumberdaya yang terus menerus. Penelitian ini menyajikan kerangka kerja untuk menganalisis ZPT dari pendekatan sistem penatakelolan baik sistem tatakelola (ST), sistem yang dikelola (SD) dan tatakelola interaktif (TI). Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengevaluasi potensi dan kondisi sumberdaya pesisir dalam zona pemanfaatan tradisional; (2) menganalisis karakteristik dan dinamika proses-proes penatakelolaan (sistem tatakelola, sistem yang dikelola dan tatakelola interaktif), dan efek trade offs antar sistem penatakelolaan; (3) Merancang dan merumuskan arahan kebijakan multipihak dalam keberlanjutan penatakelolaan. Kegiatan penelitian dimulai pada Agustus 2010 - Juni 2011, dengan lokasi penelitian adalah kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) yang pada daerah administrasi pemerintahan Kabupaten Teluk Wondama. Penelitian meliputi 5 distrik (Distrik Rumberpon, Roswar, Windesi, Wasior dan Roon) dari 13 distrik yang ada di Kabupaten Teluk Wondama. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui metode observasi, pengukuran langsung terhadap obyek penelitian, (focus group discussion) dan kuesioner. Posisi stakeholders yang menggambarkan fungsi dan peranannya dianalisis dengan biplot. Karakteristik sistem-sosial-ekologi (SSE) dianalisis dengan principle component analysis (PCA). Tiga sistem penatakelolaan (ST, SD, TI) dianalisis dengan multi dimensional scalling (MDS). Analisis pemilihan strategi keberlanjutan tatakelola menggunakan simple multi atribute rating technique (SMART). Efek interaksi antar dimensi keberlanjutan penatakelolaan yang terpilih digunakan analisis trade offs (TOA).
Hasil analisis menunjukan bahwa kebanyakan stakeholders dipetakan sebagai key players dari berbagai konflik kepentingan, selain subject dan context setter. Secara eksplisit, kebanyakan stakeholders memiliki pengaruh dan kepentingan dalam menciptakan tatakelola yang baik dan pengembangan berkelanjutan ZPT. Konflik yang terbentuk sebagai akibat berbagai kepentingan pemanfaatan dikategorikan sebagai konflik laten dan terbuka. Re-solusi konflik
viii
yang ditawarkan adalah mekanisme manajemen kolaboratif antar stakeholders melalui kerjasama, koordinasi dan konsultasi publik kegiatan.
Analisis PCA terhadap karakteristik SSE sangat berasosiasi dengan kapasitas masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya dan kondisi ekologis ZPT. Hal ini berkaitan dengan pengaruh kegiatan ekonomi rumahtangga nelayan terhadap sumberdaya laut. Interaksi antar faktor pembentuk SSE terjadi sebagai akibat kegiatan ekonomi rumahtangga nelayan, upaya penangkapan dan kapasitas ekologis ZPT. dst... | id |