Penilaian kinerja untuk pengambilan keputusan pengelolaan perikanan tuna di perairan selatan Sulawesi Tenggara dengan pendekatan ekosistem
View/ Open
Date
2016Author
Alimina, Naslina
Wiryawan, Budy
Monintja, Daniel RO
Nurani, Tri Wiji
Taurusman, Am Azbas
Metadata
Show full item recordAbstract
Tuna merupakan salah satu komoditas perikanan penting di Sulawesi
Tenggara. Produksi tuna besar (dari genus Thunnus) di daerah ini didominasi
oleh tuna madidihang (T. albacares) dan tuna mata besar (T. obesus).
Salah satu daerah penangkapan tuna di Sulawesi Tenggara adalah perairan
selatan, di antara Laut Banda dan Laut Flores. Perairan ini merupakan bagian dari
wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI 714) yang
meliputi perairan Laut Banda dan Teluk Tolo. Kawasan ini digunakan sebagai
daerah penangkapan oleh nelayan dari berbagai daerah dengan menggunakan
berbagai alat tangkap. Tuna tertangkap baik sebagai spesies target utama maupun
non target utama. Kondisi ini memunculkan berbagai isu yang menuntut adanya
suatu upaya pengelolaan yang bersifat komprehensif yaitu pengelolaan dengan
pendekatan ekosistem atau Ecosystem Approach to Fisheries Management
(EAFM).
Implementasi EAFM pada perikanan tuna menghadapi berbagai tantangan
terkait kurangnya data dan pengetahuan tentang sistem biologi maupun sistem
pengelolaan. Di lain pihak, pengambilan keputusan tindakan pengelolaan harus
mempertimbangan peran dan kebutuhan pemangku kepentingan perikanan tuna di
daerah ini. Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlu dikembangkan suatu model
penilaian kinerja yang dapat mengakomodir keterbatasan data dan pengetahuan,
sekaligus mengintegrasikan pengetahuan atau pengalaman pemangku kepentingan
dalam pengelolaan perikanan tuna di daerah ini.
Tujuan penelitian ini adalah (1) pemetaan pemangku kepentingan perikanan
tuna di perairan selatan Sulawesi Tenggara (PSST) serta peran dan
kepentingannya masing-masing; (2) pemetaan isu dan penentuan operasional;
(3) pengembangan model penilaian kinerja; dan (4) implementasi model dalam
penilaian kinerja pengelolaan perikanan tuna di perairan selatan Sulawesi
Tenggara. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara
semi terstruktur, dan referensi sekunder. Pemangku kepentingan dan perannya
dianalisis dengan menggunakan proses hirarki analitik. Isu dipetakan berdasarkan
pohon komponen dan reduksi. Selanjutnya, analisis risiko dan klasifikasi
manajemen isu dilakukan terhadap isu yang ada sebagai basis penentuan tujuan
operasional. Pengembangan model penilaian kinerja dengan logika fuzzy
diformulasikan berdasarkan tujuan operasional setiap aspek yang dibangun dalam
suatu dependency network.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 33 isu pengelolaan
perikanan tuna di daerah ini, yang terdiri dari 14 isu bioekologis, 10 isu sosial
ekonomi, dan 9 isu tatakelola. Tujuan operasional pengelolaan terdiri dari 3
tujuan aspek bioekologis, 3 aspek sosial ekonomi, dan 8 aspek tata kelola.
Implementasi model pada perikanan tuna di PSST menunjukkan bahwa kinerja
pengelolaan perikanan tuna di PSST berada dalam tahap moderat cenderung
negatif. Nilai kinerja ini merupakan akumulasi dari nilai kinerja aspek
bioekologis, sosial ekonomi, dan tata kelola. Nilai kinerja seluruh aspek tersebut
juga berada pada level moderat dan cenderung negatif, di mana kecenderungan
negatif tertinggi ditunjukkan oleh aspek tata kelola.
Rendahnya nilai kinerja tata kelola menunjukkan bahwa aspek ini perlu
mendapat prioritas dalam pengelolaan perikanan tuna di PSST. Upaya
pengelolaan perikanan tuna di PSST perlu melibatkan berbagai pemangku
kepentingan dengan mempertimbangkan peranan, kebutuhan, dan aspirasinya.
Dalam kaitannya sebagai jenis ikan bermigrasi jauh, maka pengelolaan perikanan
tuna di daerah ini harus mempertimbangkan rencana pengelolaan perikanan tuna
nasional dan rencana pengelolaan perikanan WPPNRI 714 serta indikator
pendekatan ekosistem yang telah disusun secara nasional.
Pengembangan model membutuhkan pemahaman lebih lanjut tentang
indikator, sistem biologi, maupun sistem pengelolaan. Untuk itu perlu suatu
model penelitian kolaboratif yang melibatkan berbagai bidang ilmu mengenai
indikator serta titik referensinya masing-masing, sistem biologi tuna, sistem sosial
ekonomi, serta sistem pengelolaan perikanan tuna secara lebih luas. Selanjutnya,
implementasi model perlu didukung dengan pengembangan basis data sehingga
upaya pemantauan dan evaluasi kinerja sistem dapat dilakukan secara
komprehensif dan berkesinambungan.
Collections
- DT - Fisheries [766]
