Show simple item record

dc.contributor.advisorHardjanto
dc.contributor.advisorSupriyanto
dc.contributor.advisorSundawati, Leti
dc.contributor.authorSafe’i, Rahmat
dc.date.accessioned2023-05-09T03:16:45Z
dc.date.available2023-05-09T03:16:45Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117373
dc.description.abstractHutan dikatakan sehat apabila hutan tersebut masih dapat memenuhi fungsinya sebagaimana fungsi utama yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mengkaji kesehatan hutan rakyat diperlukan suatu metode Forest Health Monitoring (FHM). Metode FHM umumnya diterapkan di hutan sub tropis (temperate), khususnya di Amerika Serikat (USA). Namun belum pernah diterapkan pada hutan rakyat di Indonesia. Kebutuhan pemantauan kesehatan hutan semakin menguat ketika isu pengelolaan hutan lestari (PHL) semakin mendesak dan sudut pandang masyarakat terhadap nilai suatu hutan semakin berubah, terutama terkait dengan nilai lingkungan dan hasil hutan bukan kayu. Indikator keberhasilan PHL tergantung kepada kondisi ekosistem setempat dan sistem silvikultur yang diterapkan, sehingga kriteria dan indikator kesehatan hutan harus disesuaikan dengan ekosistem setempat. Penerapan kriteria dan indikator di Indonesia, khususnya kriteria dan indikator kesehatan hutan baru dikembangkan terhadap hutan alam dan hutan tanaman, sedangkan untuk hutan rakyat belum dikembangkan. Oleh karena itu, penerapan teknologi FHM dengan menggunakan indikator ekologis kesehatan hutan perlu dikaji pada areal hutan rakyat di Provinsi Lampung. Hal tersebut untuk mendapatkan data dan informasi yang dapat dipercaya tentang status dan perubahan kesehatan hutan rakyat serta kecenderungan yang terjadi didalamnya. Data dan informasi tersebut mutlak diperlukan oleh pengelola hutan rakyat untuk memperoleh keputusan yang tepat bagi terlaksananya sistem pengelolaan hutan rakyat lestari. Hutan rakyat di Provinsi Lampung dikelola dengan pola tanam monokultur dan agroforestri. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menerapkan indikator ekologis penting yang sudah ada untuk metode penilaian kesehatan hutan rakyat, (2) mendapatkan nilai status dan perubahan kesehatan hutan rakyat pola tanam monokultur dan agroforestri di Provinsi Lampung, (3) mengetahui faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan tingkat kesehatan hutan rakyat, dan (4) membuat software sederhana sebagai alat (tools) untuk penilaian kesehatan hutan rakyat. Penelitian dilaksanakan di areal hutan rakyat dengan tanaman pokok sengon di wilayah Provinsi Lampung, pada bulan September-Oktober 2012 dan Januari-Februari 2013. Pembuatan klaster-plot FHM hutan rakyat sebanyak 48 klaster-plot FHM. Klaster-plot FHM hutan rakyat tersebut tersebar di Kabupaten Pesawaran, Lampung Selatan, Pringsewu, Tanggamus, dan Kota Bandar Lampung. Secara ringkas tahapan dari penelitian ini adalah (1) untuk menerapkan indikator ekologis penting dalam menilai kesehatan hutan rakyat perlu diketahui terlebih dahulu jaminan kualitas dari indikator ekologis kesehatan hutan yang diterapkan dengan melakukan wawancara dan dianalisis dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Analytic Network Process (ANP), (2) untuk mendapatkan nilai status dan perubahan kesehatan hutan rakyat pola tanam monokultur dan agroforestri di Provinsi Lampung diperoleh dengan mengalikan antara nilai tertimbang dengan nilai skor dari masing-masing parameter indikator ekologis kesehatan hutan rakyat, (3) untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan tingkat kesehatan hutan rakyat dianalisis dengan korelasi Rank Spearman,..dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.titleKajian Kesehatan Hutan Dalam Pengelolaan Hutan Rakyat Di Provinsi Lampungid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordforest health monitoring, hutan rakyat, indikator ekologis, kesehatan hutanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record