Mikroenkapsulasi Spermatozoa Untuk Meningkatkan Efisiensi Inseminasi Buatan Pada Sapi Perah
View/ Open
Date
2016Author
Kusumaningrum, Diana Andrianita
Purwantara, Bambang
Yusuf, Tuty Laswardi
Situmorang, Polmer Z.
Metadata
Show full item recordAbstract
Mikroenkapsulasi spermatozoa merupakan teknik untuk menyelubungi
sekumpulan sel spermatozoa dalam suatu membran semipermeabel. Membran
tersebut melindungi spermatozoa, sehingga daya hidup spermatozoa dapat
dipertahankan dalam kurun waktu yang lebih lama dalam saluran reproduksi betina.
Teknik ini dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan
waktu inseminasi buatan (IB) yang dipengaruhi oleh variasi estrus dan ovulasi.
Serangkaian kegiatan penelitian telah dilakukan untuk mengembangkan
teknik mikroenkapsulasi spermatozoa menggunakan alginat-khitosan pada sapi
perah dalam usaha meningkatkan efisiensi IB. Empat kegiatan penelitian dilakukan:
1) penentuan media enkapsulasi berupa Tris sitrat kuning telur-alginat (TSKTAlginat);
2) pembentukan membran alginat-khitosan untuk menggantikan
membran alginat-poly-L-lysine (PLL); 3) kriopreservasi spermatozoa
terenkapsulasi dan 4) IB semen beku mikroenkapsulasi spermatozoa berdasarkan
waktu yang berbeda.
Daya hidup spermatozoa dalam TSKT-Alginat dianalisis dengan menguji
pengaruh konsentrasi alginat (0, 1, dan 1.5%), dan konsentrasi terbaik alginat
digunakan untuk menguji pengaruh konsentrasi kuning telur (5, 10, 15 dan 20%).
Penambahan alginat dalam media TSKT menyebabkan kenaikan viskositas (1.12,
26.62 dan 47.98 cP) dan osmolaritas (275, 325 dan 425 mOsm/l) berturut-turut
untuk 0, 1 dan 1.5% alginat. Penambahan alginat dalam media menyebabkan
persentase motilitas spermatozoa (%M) sesaat setelah pencampuran media (pada 0
jam) lebih rendah dibandingkan kontrol (P<0.05), namun tidak berbeda antara 1
dan 1.5% yaitu 75, 70 dan 70% berturut turut untuk 0, 1 dan 1.5% alginat. Tidak
dijumpai adanya perbedaan yang nyata pada persentase spermatozoa hidup (%H),
maupun tudung akrosom utuh (%TAU). Media TSKT-1% alginat menghasilkan
bentuk mikrogel yang sebagian besar tidak beraturan, sedangkan TSKT-1.5%
alginat menghasilkan bentuk mikrogel yang lebih beraturan. Konsentrasi kuning
telur (5, 10, 15 dan 20%) tidak berpengaruh nyata terhadap %M, %H dan %TAU,
sehingga kuning telur (5-20%) dapat dikombinasikan dengan 1.5% alginat untuk
digunakan sebagai media mikroenkapsulasi spermatozoa.
Penelitian terhadap pembentukan membran mikroenkapsulasi menunjukkan
daya hidup spermatozoa dalam alginat-khitosan mikrokapsul (45.83% motilitas,
61.67% spermatozoa hidup dan 66.00% TAU pada 0.5% khitosan). Hal ini lebih
baik dibandingkan dengan alginat-PLL (35.84% motilitas, 54.67% spermatozoa
hidup dan 56.67% TAU). Dengan demikian khitosan dapat digunakan sebagai
subtitusi PLL dalam pembentukan membran mikroenkapsulasi spermatozoa
(P<0.05). Konsentrasi khitosan (0.5, 1, 1.5 dan 2%) tidak berpengaruh terhadap
daya hidup spermatozoa. Meningkatnya konsentrasi khitosan menyebabkan
peningkatan ketebalan membran, namun meningkatnya konsentrasi lebih dari 1%
menyebabkan proses penyiapan media dan pembilasan tidak efisien serta
perlengketan antar kapsul meningkat. Konsentrasi khitosan 1% digunakan dalam
optimasi pembentukan membran alginat-khitosan. Optimasi pH pada 5.5 dan 6
tidak berpengaruh nyata terhadap daya hidup spermatozoa. Pembentukan membran
selama 5–45 menit tidak mempengaruhi daya hidup spermatozoa (%M, %H dan
%TAU). Namun demikian meningkatnya waktu pembentukan membran menjadi
60 menit menyebabkan motilitas menurun yaitu 53.50, 54.53, 54.54, 53.13 dan
46.50% berturut turut untuk 5, 15, 30, 45 dan 60 menit (P<0.05). dst...
Collections
- DT - Veterinary Science [285]