Show simple item record

dc.contributor.advisorSyarief, Rizal
dc.contributor.advisorHerodian, Sam
dc.contributor.advisorSutrisno
dc.contributor.authorWardoyo, Iman Kartono
dc.date.accessioned2023-05-08T05:03:11Z
dc.date.available2023-05-08T05:03:11Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117314
dc.description.abstractPadi adalah satu tanaman yang banyak ditanam di Indonesia yang selama ini diolah menjadi beras, sedangkan produk yang lain seperti sekam, dedak/ ekatul, menir, jerami/batang padi kurang dimanfaatkan secara maksimal bahkan dianggap sebagai limbah. Hasil penggilingan gabah kering giling menghasilkan beras sebesar 60 – 66% sedang produk lainnya berupa limbah terutama sekam dapat dimanfaatkan untuk memberikan nilai tambahnya. Selama ini pemanfaatan sekam di Kabupaten Subang belum maksimal dan masih terbatas pada bahan bakar dan campuran batu bata merah.Kondisi tersebut menyebabkan nilai sekam rendah. Produk sekam di Kabupaten Subang sesuai perolehan beras setiap tahunnya makin meningkat dimana pada tahun 2011 adalah sebesar 216,822 ton. Selanjutnya limbah sekam yang belum termanfaatkan secara maksimal menjadi persoalan utamabagi Indonesia. Dewasa ini masalah limbah baik limbah pertanian, limbah pangan maupun limbah industri, masih merupakan hal yang rumit di Indonesia. Penelitian ini bertujan untuk (1) menentukan nilai berkelanjutan usaha pengembangan minimalisasi limbah sekam, (2) menentukan kebijakan pengembangan minimalisasi limbah sekam dan (3) meformilisasi permasalahan sebagai faktor penggerak kunci dalam penerapan pengembangan minimalisasi sekam. Penelitian ini menggunakan analisis MDS (Multi Dimensional Scaling) untuk mengetahui keberlanjutanbeberapa pilihan pemanfaatan sekam.Analisis AHP (Analytical Hierarchy Process) dilakukan untuk mengetahui alternatif industri yang dapat digunakan untuk meminimalisasi limbah sekam. Analisis ISM (Interpretative Structure Modeling) dilakukan untuk mengetahui kendala-kendala yang dapat menghambat proses. Guna mendukung perangkat analisis tersebut diperlukan baik data primer maupun data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan carawawancara kepada responden terpilih baik melalui teknik diskusi ataupun menggunakan kuesioner yang terstruktur dan melakukan pengamatan terhadap kegiatan di lokasi penelitian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Responden yang diwawancarai terdiri atas pakar fungsional yang terkait. Adapun data sekunder dihimpun dari sumber-sumber seperti: pustaka, hasil penelitian terkait, laporan, dokumen/data dan berbagai sumber instansi yang terkait. Tata guna lahan di Kabupaten Subang meliputi: persawahan 85,355 ha sedangkan sisanya merupakan lahan kering seluas 119,821 hektar. Analisa keterkaitan usaha komoditas dominan Daerah Pusat Pertumbuhan (DPP) dengan sumberdaya disekitarnya pada sektor pertanian didasarkan pada pembagian wilayah menurut topografi yakni pegunungan, dataran dan pantai. Keterkaitan antara komoditas dominan yang dihasilkan oleh para pelaku usaha dengan sumberdaya yang ada pada wilayah kajan, antara lain dapat dilihat dari segi input sebagai indikator faktor produksi, hasil dan proses produksi tersebut dan output hasil dan proses produksi yang bersangkutan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcenvironmental scienceid
dc.titleKebijakan pengembangan minialisasi sekam berbasis lingkungan (studi kasus kawasan sentra padi Kabupaten Subang Jawa Barat)id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordpoliciesid
dc.subject.keywordrice husk minimizationid
dc.subject.keywordMDSid
dc.subject.keywordAHPid
dc.subject.keywordISMid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record