Model Strategi Transformasi Elpiji Bersubsidi di Indonesia
Date
2023Author
Prabowo, Eddy
Harianto, Harianto
Juanda, Bambang
Indrawan, Rd. Dikky
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, hal ini berimplikasi pada tingginya kebutuhan konsumsi energi. LPG merupakan salah satu energi terpenting yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Program konversi LPG sejak 2007 untuk masyarakat miskin di Indonesia diberikan dalam bentuk subsidi. LPG bersubsidi disediakan untuk keluarga miskin, usaha kecil, nelayan miskin, dan petani miskin. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gap antara harga patokan dan harga jual eceran yang cukup besar sehingga menyebabkan beban subsidi terus meningkat dari tahun ke tahun. Kedua, adanya pergeseran konsumsi LPG non-subsidi ke LPG bersubsidi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ketiga, bahwa menurut hasil survei sosial ekonomi nasional (susenas) tahun 2020, hanya 36% masyarakat miskin yang menikmati LPG bersubsidi, sedangkan 40% LPG bersubsidi justru dinikmati oleh mereka dari golongan mampu. Latar belakang keempat adalah 72% LPG diperoleh dari impor pada tahun 2020 sehingga jika konsumsi LPG tidak dikendalikan akan terus menyebabkan defisit neraca perdagangan. Tidak ada strategi jalan keluar yang ditetapkan untuk mengatasi peningkatan belanja pemerintah untuk LPG bersubsidi yang menggantikan minyak tanah bersubsidi yang diberlakukan sejak tahun 2007. Kelompok ekonomi mampu masih mendapatkan manfaat dari program subsidi LPG. Sosialisasi pemerintah melalui media elektronik dan pemberian stempel pada tabung LPG bersubsidi yang sudah dilakukan tidak dapat menghalangi kalangan masyarakat mampu dalam membeli LPG bersubsidi. Sistem terbuka yang sekarang ini diimplementasikan memiliki kelemahan, yaitu (1) masyarakat mampu dapat membeli LPG bersubsidi, (2) terjadinya kebocoran pada jalur rantai pasok, (3) terjadinya kelangkaan LPG sehingga harga LPG bersubsidi dan non-subsidi menjadi mahal di beberapa daerah di Indonesia, khususnya daerah terpencil dan kawasan timur Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut maka diusulkan model transformasi direct transfer dan closed distribution untuk mengatasi masalah tersebut. Model direct transfer adalah model transformasi yang menghilangkan harga LPG bersubsidi dan menggantinya dengan harga pasar dengan memberikan kompensasi bagi masyarakat penerima manfaat. Model closed distribution adalah model transformasi dimana dalam memperoleh LPG bersubsidi, masyarakat penerima manfaat harus menunjukkan kartu identitas berupa KTP/NIK. Sebelum merumuskan model transformasi, perlu diidentifikasi terlebih dahulu variabel-variabel makro yang dapat memengaruhi harga LPG serta faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antar variabel makro yang dapat memengaruhi harga LPG dan kemiskinan dengan menggunakan metode kuantitatif vector autoregression (VAR) dan vector error correction model (VECM) serta merumuskan model transformasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap harga LPG. Harga gas dunia juga berpengaruh signifikan terhadap harga LPG. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa variabel makro harga gas dunia, produk domestik bruto dan inflasi memiliki pengaruh positif (+) dengan harga LPG. Sedangkan harga minyak dunia dan nilai tukar dollar terhadap rupiah berpengaruh negatif (-) terhadap harga LPG. Pengangguran dan konsumsi berpengaruh positif (+) terhadap kemiskinan, sedangkan tingkat pendidikan berpengaruh negatif (-) terhadap kemiskinan. Harga LPG berpengaruh positif (+) terhadap kemiskinan dan kemiskinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga LPG. Kompensasi minimal sebesar Rp52.000,00 per bulan atas penghapusan subsidi LPG akan menjaga masyarakat rentan miskin tetap berada di atas garis kemiskinan. Angka tersebut berasal dari jumlah berat elpiji (kg) dikali kuota elpiji dikali selisih harga patokan dengan harga eceran elpiji (rupiah/kg). Model closed distribution dan model direct transfer dianalisis secara kualitatif menggunakan interpretative structural modelling dengan masukan pakar melalui in-depth interview dan kuesioner. Kajian ini menemukan bahwa (1) tujuan utama transformasi adalah LPG bersubsidi yang tepat sasaran, (2) aktivitas yang utama yaitu berupaya menciptakan produk hukum yang jelas dan pemutakhiran data penerima subsidi, (3) kebutuhan utama yaitu adanya hukum yang memuat sanksi yang tegas atas pelanggaran, (4) perubahan yang dimungkinkan yaitu teknologi perbankan yang sederhana dan praktis, serta mendorong pemadanan data kependudukan yang dinamis, dan (5) kendala yang utama yaitu produk hukum yang belum sesuai dengan kebijakan ini. Elemen kunci dari model closed distribution adalah (1) meminimalkan kebocoran dalam sistem rantai pasok dan LPG bersubsidi yang tepat sasaran; (2) berupaya membuat produk hukum yang jelas; (3) adanya produk hukum yang tegas dan jelas disertai sanksi pelanggaran; dan menyediakan teknologi scan barcode bagi penerima manfaat; dan (4) mendorong masyarakat mampu secara sosial ekonomi untuk mengkonsumsi LPG non-subsidi, dan (5) adanya potensi kebocoran dalam rantai pasok. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua model membutuhkan landasan hukum, teknologi perbankan dan pemutakhiran data kependudukan. Implikasi manajerial berikut terkait harga LPG yang dipengaruhi oleh harga gas dunia dan inflasi secara signifikan. Demikian juga variabel produk domestik bruto, inflasi dan harga gas dunia berhubungan positif (+) terhadap harga LPG. Faktor-faktor tersebut harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan importir LPG, sehingga perusahaan dapat tetap sustainable dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Dengan harga gas dunia yang fluktuatif, perusahaan importir harus aktif melakukan kerjasama dengan negara eksportir LPG agar dapat mengamankan pasokan LPG dalam beberapa tahun mendatang serta aktif mencari negara alternatif yang dapat memasok LPG dengan kualitas yang sama. Dalam konteks industri dan konsumen pengguna LPG, maka harga gas dunia dapat menyebabkan kenaikan harga impor LPG yang digunakan untuk industri sebagai salah satu faktor produksinya. Untuk itu maka industri dan bisnis tersebut harus melakukan efisiensi sehingga kenaikan harga jual produk dapat diminimalkan. Industri pengguna LPG harus aktif mencari dan mendapatkan energi alternatif jika harga LPG terlalu mahal. Model yang mendekati untuk diimplementasikan di Indonesia saat ini adalah model closed distribution. Hal ini karena lebih murah dan cukup menunjukkan kartu identitas NIK/KTP pada saat bertransaksi. Sedangkan untuk masa depan seiring dengan era digitalisasi dimana teknologi pemutakhiran data sudah memungkinkan untuk diimplementasikan di Indonesia, maka model transformasi direct transfer dapat diaplikasikan di Indonesia. Model direct transfer akan menjadikan penyaluran subsidi LPG lebih tepat karena tidak ada lagi dualisme harga LPG di pasaran dan tidak akan ada lagi kebocoran di jalur distribusi.
Collections
- DT - Business [105]