Determinan Struktur Modal dan Nilai Perusahaan Konstruksi BUMN dan Non-BUMN (Masa Implementasi Kebijakan Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Periode Pandemi Covid-19)
Date
2023Author
Megawati, Nancy
Siregar, Hermanto
Suroso, Arif Imam
Manurung, Adler Haymans
Metadata
Show full item recordAbstract
Pembangunan infrastruktur di Indonesia dilakukan oleh perusahaan konstruksi baik BUMN maupun non-BUMN. Perusahaan konstruksi membutuhkan pembiayaan dalam pembangunan infrastruktur tersebut. Struktur modal perusahaan konstruksi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor internal dan ekternal, dan serta status kepemilikan perusahaan. Struktur modal perusahaan juga dapat memengaruhi nilai perusahaan. Struktur modal perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan bila digunakan dengan optimal. Tujuan penelitian adalah menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi struktur modal dari perusahaan konstruksi, mengetahui struktur modal dinamis dari perusahaan konstruksi, serta melihat kepemilikan BUMN dan non-BUMN memoderasi pengaruh profitability, tangibility dan aktifitas terhadap struktur modal dan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini juga menganalisis pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan konstruksi beserta faktor lainnya. Nilai perusahaan yang tinggi dapat dilihat dari struktur modal perusahaan konstruksi yang optimal. Analisis prioritas pendanaan perusahaan konstruksi di Indonesia juga menjadi tujuan penelitian ini. Model panel data dibangun menggunakan data perusahan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Data disajikan dari laporan keuangan kuartalan (quarterly) yang telah diaudit selama periode 2013-2020. Sedangkan model Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk prioritas pendanaan perusahaan konstruksi di Indonesia. Analisis pengaruh variabel dikelompokkan dalam dua model, dimana variabel dependen adalah Debt to Equity Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV). Variabel independen yang digunakan untuk determinan struktur modal adalah spesifikasi perusahaan (DER periode sebelumnya, profitability, tangibility, dan aktifitas), moderating (kepemilikan BUMN dan non-BUMN), dan faktor makroekonomi (anggaran infrastruktur, suku bunga Bank Indonesia, dan nilai tukar) dan dummy kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur juga dummy pandemi Covid-19. Sedangkan Variabel independen yang digunakan untuk nilai perusahaan adalah spesifikasi perusahaan (DER, profitability, tangibility, dan aktifitas), moderating (kepemilikan BUMN dan non-BUMN), dan faktor makroekonomi (anggaran infrastruktur, suku bunga Bank Indonesia, nilai tukar) dan dummy kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur, juga dummy pandemi Covid-19. Model AHP menggunakan expert dari para profesional pada top level manajerial di perusahaan konstruksi di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan spesifikasi perusahaan yaitu leverage periode sebelumnya berpengaruh positif (+) terhadap struktur modal, profitability, tangibility dan aktifitas berpengaruh negatif (-) terhadap struktur modal. Variabel kepemilikan BUMN dan non-BUMN yang dimoderasi oleh spesifikasi perusahaan adalah profitability berpengaruh negatif (-) terhadap struktur modal dan tangibility berpengaruh positif (+) terhadap struktur modal. Faktor makroekonomi tidak menunjukkan pengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan dummy kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur dan pandemi Covid-19 berpengaruh negatif (-) terhadap struktur modal. Hasil penelitian juga menunjukkan spesifikasi perusahaan yaitu leverage dan tangibility berpengaruh positif (+) terhadap nilai perusahaan (PBV) dan profitability berpengaruh negatif (-) terhadap nilai perusahaan. Variabel kepemilikan BUMN dan non-BUMN yang dimoderasi oleh spesifikasi perusahaan adalah profitability berpengaruh positif (+) terhadap nilai perusahaan dan tangibility berpengaruh negatif (-) terhadap nilai perusahaan. Faktor makroekonomi menunjukkan anggaran infrastruktur dan nilai tukar rupiah terhadap dollar berpengaruh negatif (-) terhadap nilai perusahaan, suku bunga Bank Indonesia berpengaruh positif (+) terhadap nilai perusahaan. Sedangkan dummy kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur dan pandemi Covid-19 berpengaruh positif (+) terhadap nilai perusahaan. Prioritas pendanaan perusahaan konstruksi di Indonesia adalah tangibility. Sedangkan tujuan utama yang paling penting dalam prioritas pendanaan perusahaan konstruksi di indonesia adalah DER lebih besar dari 500 persen, dan aktor yang paling dominan dalam prioritas pendanaan perusahaan konstruksi di Indonesia adalah komisaris. Perusahaan konstruksi menemukan struktur modal optimal sebesar 4,8 kali dari DER-nya. Hasil penelitian terkait nilai perusahaan optimal dari perusahaan konstruksi ditemukan sebesar 1,99 kali dari PBV-nya. Penelitian ini juga menemukan lamanya perusahaan konstruksi menuju keseimbangan DER Optimalnya adalah selama 3,4 bulan. Ternyata kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, namun anggaran infrastruktur dan profitability berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan konstruksi di Indonesia, hal ini dikarenakan pendapatan yang diperoleh tidak dapat menciptakan nilai tambah. Kebaharuan penelitian (novelty) ini adalah studi ini menemukan seberapa cepat (speed of adjustment) waktu yang dibutuhkan perusahaan konstruksi dalam melakukan penyesuaian struktur modal yang dimiliki menuju keseimbangannya, menemukan pengaruh variabel kinerja perusahaan konstruksi terhadap struktur modal dan nilai perusahaan yang dimoderasi oleh kepemilikan perusahaan BUMN dan non-BUMN, menemukan pengaruh anggaran infrastruktur, kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur dan pandemi Covid-19 terhadap struktur modal dan nilai perusahaan konstruksi, menemukan dan mengkomparasi tingkat optimal struktur modal dari perusahaan konstruksi, dan melihat prioritas perusahaan konstruksi di Indonesia dalam mengambil keputusan pendanaan.
Collections
- DT - Business [105]