Show simple item record

dc.contributor.advisorZuhud, Ervizal AM
dc.contributor.advisorPrasetyo, Lilik Budi
dc.contributor.advisorSoekmadi, Rinekso
dc.contributor.authorHernawati
dc.date.accessioned2023-04-03T03:56:45Z
dc.date.available2023-04-03T03:56:45Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116934
dc.description.abstractSumatra adalah pusat distribusi penting Nepenthes dunia. Tiga puluh sembilan spesies dari 180 spesies Nepenthes dunia terdistribusi di Sumatra dan 82,5% merupakan spesies endemik. Pembahasan tentang Nepenthes Sumatra tercatat dalam revisi Nepenthes MacFarlane 1908, Danser 1928, Tamin & Hotta 1986, Jebb & Cheek 1997 dan Clarke 2001. Clarke dalam monografi Nepenthes of Sumatra and Peninsular Malaysia tahun 2001 menyatakan 29 spesies Nepenthes terdistribusi di Pulau Sumatra. Dua dekade setelah revisi Clarke 2001 terdapat tambahan sembilan publikasi spesies baru Nepenthes dari Sumatra. Pemerintah Indonesia telah menetapkan Nepenthes spp sebagai tumbuhan dilindungi melalui Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999, Permenhut No. P57 Tahun 2008 dan PermenLHK No. P.92 Tahun 2018. Penetapan Nepenthes spp sebagai spesies tumbuhan dilindungi tidak cukup efektif melindungi Nepenthes Sumatra dari ancaman kepunahan. Upaya konservasi Nepenthes Sumatra tidak berjalan efektif. Status taksonomi beberapa spesies dan jumlah total spesies Nepenthes yang ada di Sumatra tidak jelas, pemahaman bio-ekologi terbatas, pola pemanfaatan tidak lestari, regulasi dan penegakan hukum lemah. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi kekurangan data dan informasi penting terkait status taksonomi, kondisi bio-ekologi, pemanfaatan, potensi ekonomi dan benturan peraturan perundang-undangan yang menjadi komponen dasar dalam upaya konservasi Nepenthes. Penelitian ini terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu kajian bio-ekologi, kajian pemanfaatan dan potensi ekonomi dan kajian tentang upaya konservasi dan aturan perlindungan Nepenthes. Kajian bio-ekologi bertujuan untuk memperjelas status taksonomi dan mengukur jangkauan distribusi geografis Nepenthes Sumatra. Kajian status taksonomi dan distribusi geografis merupakan komponen dasar untuk menilai risiko kepunahan. Pengelompokan spesies untuk kajian taksonomi dibangun berdasarkan persamaan karakter morfologi untuk setiap spesies terpilih. Analisis data mengikuti proses revisi taksonomi. Kajian status taksonomi memulihkan status takson N. pectinata, N. xiphioides, N. angasanensis, N. longifolia, N. talagensis, dan N. tenuis sebagai spesies yang berdiri sendiri dan memperbarui daftar jumlah spesies Nepenthes Sumatra menjadi 39 spesies dari jumlah semula 29 spesies. Kajian distribusi geografis untuk menentukan luas EOO dan AOO menggunakan pendekatan spesies distribution model (SDM) yang dianalisis dengan Maxent. Analisis Maxent menghasilkan peta prediksi distribusi spesies, dan luas habitat dengan kesesuaian tinggi. EOO dan AOO hasil analisis Maxent dan hasil observasi lapangan digunakan sebagai prediktor untuk menilai risiko kepunahan spesies. Hasil kajian status taksonomi dan distribusi geografis memperlihatkan 19 spesies Nepenthes Sumatra terkategori sebagai spesies terancam punah (7 spesies critically endangered, 4 spesies endangered, 8 spesies vulnerable). 19 spesies terkategori sebagai spesies dengan risiko kepunahan rendah (least concern) dan 1 spesies belum dievaluasi (not evaluated). Kajian pemanfaatan dan potensi ekonomi bertujuan untuk mengkaji bentuk pemanfaatan tradisional dan pemanfaatan komersial. Hasil kajian digunakan untuk mengidentifikasi ancaman potensial yang menekan keberadaan populasi Nepenthes di alam. Pengumpulan data untuk kajian pemanfaatan dilakukan melalui wawancara terbuka dan mendalam dengan metode observasi partisipatif. Hasil kajian memperlihatkan kesadaran masyarakat untuk melidungi tumbuhan yang berguna untuk kepentingan tradisi. Aksi perlindungan terwujud dalam bentuk kesepakatan masyarakat adat untuk mengatur metode dan waktu pemanenan. Upaya perlindungan oleh masyarakat adat terbukti efektif dalam melindungi tumbuhan di alam. Pengumpulan data untuk kajian potensi ekonomi dan alur perdagangan Nepenthes dilakukan dengan survei harga jual Nepenthes melalui perdagangan berbasis internet dan survei langsung pada penjual Nepenthes. Analisis nilai ekonomi dihitung dengan metode direct market price. Nilai jual untuk masing-masing spesies dihitung dengan aggregate price analysis. Hasil kajian potensi ekonomi memperlihatkan 30 spesies Nepenthes endemik Sumatra dijual bebas melalui perdagangan online, termasuk 19 spesies Nepenthes yang terancam punah. Kajian tentang peraturan perundang-undangan dan upaya konservasi Nepenthes Sumatra bertujuan untuk menganalisis benturan peraturan perundang-undangan dan menganalisis upaya konservasi Nepenthes Sumatra yang sedang berjalan. Analisis peraturan perundang-undangan menggunakan metode content analysis. Hasil analisis memperlihatkan bahwa dasar penetapan spesies Nepenthes yang dilindungi dalam PermenLHK No. P.92 Tahun 2018 tentang jenis tumbuhan dan Satwa dilindungi tidak jelas, sehingga penetapan spesies Nepenthes Sumatra yang dilindungi menjadi keliru. Sembilan spesies Nepenthes endemik Sumatra tidak termasuk spesies dilindungi, enam di antaranya merupakan spesies terancam punah (2 spesies critically endangered, 4 spesies vulnerable). N. albomarginata bukan spesies endemik, tetapi termasuk spesies Nepenthes dilindungi. Hasil analisis juga memperlihatkan benturan peraturan perlindungan dan pemanfaatan, sehingga spesies yang boleh dan tidak boleh dijual menjadi tidak jelas. Pengumpulan data konservasi in-situ berdasarkan observasi lapangan dan catatan kehadiran 19 spesies Nepenthes Sumatra yang terancam punah. Analisis data menggunakan ArcGIS 10.4 untuk overlay titik keberadaan Nepenthes dengan peta kawasan konservasi di Sumatra. Hasil analisis memperlihatkan 4 spesies berada di dalam kawasan konservasi, 8 spesies berada di luar kawasan konservasi. Sebagian populasi dari 7 Nepenthes terancam punah berada di dalam kawasan konservasi, sebagian di luar kawasan konservasi. Konservai in-situ tidak optimal. Pengelola konservasi in-situ tidak mengenali identitas dan lokasi tempat tumbuh spesies yang dilindungi. Pengumpulan data konservasi ex-situ dari koleksi spesimen Nepenthes Sumatra di empat Kebun Raya Indonesia dan satu Kebun raya daerah. Hasil analisis memperlihatkan upaya konservasi ex-situ Nepenthes Sumatra tidak berjalan optimal. Pelaksana konservasi ex-situ tidak memahami kondisi lingkungan tempat tumbuh Nepenthes Sumatra, sehingga syarat minimal untuk pertumbuhan Nepenthes tidak terpenuhi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.titleStatus taksonomi, distribusi geografis, nilai ekonomi dan konservasi Nepenthes Sumatra.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordEx-situ conservationid
dc.subject.keywordextinction riskid
dc.subject.keywordin-situ conservationid
dc.subject.keywordNepenthesid
dc.subject.keywordSumatraid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record