dc.description.abstract | Sebaran tanah berpasir di Indonesia cukup luas terutama di Kalimantan
Tengah dan area-area bekas tambang timah di pulau Bangka dan pulau Belitung.
Tanah berpasir memiliki kapasitas menahan air yang rendah karena teksturnya
yang kasar. Aplikasi bahan pembenah tanah, seperti bahan organik dan hidrogel,
menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan daya ikat air pada tanah berpasir.
Hidrogel adalah bahan pembenah tanah bersifat hidrofilik dengan kapasitas
menahan air yang tinggi. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh aplikasi
hidrogel dan interval penyiraman terhadap ketersediaan air, sifat kimia tanah dan
pertumbuhan terong pada media tanam pasir kuarsa. Penelitian dilakukan di
rumah kaca Kebun Pendidikan Cikabayan menggunakan polybag berisi 5 kg pasir.
Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor,
yang terdiri dari dosis hidrogel (H) 4 taraf: 0, 10, 20, 40 g, dan interval
penyiraman pada media tanam (P) terdiri dari 3 taraf: Penyiraman 5 hari sekali,
penyiraman 10 hari sekali, penyiraman 15 hari sekali. Hidrogel dan pupuk dasar
NPK dicampurkan dengan media tanam. Parameter yang diamati adalah
kandungan unsur hara pasir kuarsa, tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah dan
bobot kering tanaman. Aplikasi hidrogel secara nyata mampu meningkatkan
tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah dan bobot kering pada tanaman terong,
serta meningkatkan K-dd dan kadar air dalam pasir kuarsa setelah panen. Namun,
aplikasi hidrogel tidak mempengaruhi kandungan unsur hara seperti P tersedia, N
total, Na-dd, Ca-dd, KTK, C-organik, dan Mg-dd. Perlakuan optimal untuk
pertumbuhan terong terdapat pada kombinasi hidrogel 40 g dengan interval
penyiraman setiap 5 hari sekali. | id |