Ekstrak Daun Gambir Sebagai Pakan Aditif: Pengaruhnya Terhadap Fermentasi Rumen, Performa dan Kualitas Daging Kambing.
Date
2023Author
Antonius
Jayanegara, Anuraga
Wiryawan, I Komang Gede
Ginting, Simon Petrus
Samsudin, Anjas Asmara B
Metadata
Show full item recordAbstract
Pemanasan global dan perubahan iklim memberikan dampak negatif terhadap sistem pencernaan, metabolisme, imunitas, hormonal, reproduksi, pertumbuhan ternak dan kualitas daging yang dihasilkan. Teknologi yang mampu memitigasi dampak negatif perubahan iklim dan membantu ternak beradaptasi dengan cekaman panas perlu terus dikembangkan. Salah satu pendekatan adalah teknologi pakan aditif yang memiliki kemampuan antioksidan, antibakteri dan dapat membantu keseimbangan sistem tubuh ternak. Katekin merupakan senyawa aktif yang dilaporkan memperlihatkan fungsi-fungsi tersebut dalam tubuh manusia, kelinci, babi dan unggas. Penerapannya pada ternak ruminansia perlu pertimbangan dan kajian yang lebih mendalam. Dosis pemberian yang tepat perlu diperhitungkan agar tidak berdampak negatif terhadap aktivitas mikroba rumen, kecernaan pakan dan produk fermentasi rumen. Salah satu sumber katekin yang tersedia banyak di Indonesia adalah tanaman Gambir (Uncaria gambir). Kualitas katekin dan senyawa fitokimia gambir tergantung pada genetik tanaman, kondisi lingkungan tumbuh dan metode ekstraksi yang digunakan. Pemanfaatan katekin hasil ekstraksi gambir belum banyak diteliti untuk kebutuhan pakan aditif pada ternak ruminansia. Oleh sebab itu, tujuan dari penelitian ini adalah menginvestigasi pemanfaatan ekstrak daun gambir sebagai pakan aditif terhadap fermentasi rumen, performan dan kualitas daging kambing.
Penelitian Tahap I bertujuan untuk menginvestigasi metode ekstraksi dan purifikasi yang praktis untuk memperoleh kualitas katekin yang baik, serta menginvestigasi karakteristik senyawa fitokimia dari bahan hasil ekstraksi daun gambir. Ekstrak daun gambir yang dihasilkan dari metode ekstraksi tradisional termasuk kategori gambir dengan Mutu I (mutu terbaik) sesuai SNI 01-3391-2000, yaitu memiliki katekin 62,3%, kadar abu 2,2% dan berwarna kuning sampai kuning kecoklatan. Penggunaan alat berbahan alumunium dan metode pengukusan menjadi faktor kunci kualitas mutu gambir yang dihasilkan. Metode ini berbeda dari kebanyakan petani gambir yang masih menggunakan peralatan dari besi untuk merebus daun gambir sebagai perlakuan awal ekstraksi tradisional. Purifikasi katekin berhasil meningkatkan kandungan senyawa katekin dari 62,3% pada ekstrak tradisional daun gambir menjadi 98% pada bahan katekin purifikasi. Metode purifikasi yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode praktis yang mudah diadopsi, yaitu maserasi sederhana menggunakan etil asetat dan heksan. Proses ekstraksi dan purifikasi menghasilkan 3 bahan, yaitu; ekstrak daun gambir, katekin purifikasi dan residu ekstraksi. Selain katekin sebagai senyawa dominan, senyawa fitokimia potensial lainnya yang terdeteksi adalah flavonoid, tanin, saponin dan quinon. dst ..
Collections
- DT - Animal Science [343]