Show simple item record

dc.contributor.advisorNasrullah, Nizar
dc.contributor.advisorBudiarti, Tati
dc.contributor.authorKartikasari
dc.date.accessioned2023-02-02T13:50:47Z
dc.date.available2023-02-02T13:50:47Z
dc.date.issued2023-01-30
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116589
dc.description.abstractJalan sebagai atribut kota memiliki peran penting dalam memberikan kesan kota. Salah satu kesannya adalah melalui pepohonan sebagai vegetasi yang paling terlihat di pinggir jalan karena ukurannya. Kajian pohon pinggir jalan sebagai identitas Kabupaten Garut dan sekitarnya diperlukan untuk mengoptimalkan efektifitas fungsi jalan hijau dan sebagai bentuk upaya pelestarian tumbuhan yang berkaitan dengan sejarah dan budaya daerah. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis fungsi pohon lanskap jalan, analisis estetika pohon lanskap jalan dan wawancara dengan metode snowball sampling pada budayawan atau sejarawan. Berdasarkan analisis fungsi pohon lanskap jalan di Kabupaten Garut dan sekitarnya, fungsi pohon sebagai identitas daerah masih rendah. Fungsi pohon lanskap paling tinggi adalah kualitas visual dengan nilai 69,23% dari 39 jenis pohon lanskap jalan,hal tersebut menunjukan bahwa pemerintah daerah Kabupaten Garut dan wilayah sekitarnya memang mengandalkan pohon lanskap jalan sebagai penambah estetika kota. Fungsi pohon lanskap yang paling rendah adalah fungsi pohon sebagai kontrol bunyi atau peredam kebisingan dengan nilai 7,69%,hal tersebut disebabkan oleh kondisi penanaman yang harus rapat hanya dapat dipenuhi oleh beberapa jenis pohon. Berdasarkan hasil analisis estetika pohon lanskap jalan, dihasilkan 2 kategori keindahan yakni sedang dan tinggi dengan kisaran nilai 0-125. Tidak adanya nilai rendah pada penilaian berbanding lurus dengan hasil analisis fungsi pohon lanskap jalan yang optimal pada kualitas visual. Pada penanaman soliter terdapat 3 lanskap dengan nilai SBE sedang dan 11 lanskap dalam kategori tinggi. Pada penanaman massal sejenis, 17 lanskap yang dinilai termasuk kategori tinggi. Pada penanaman kelompok campuran terdapat 7 lanskap dalam kategori sedang dan 30 lanskap dalam kategori tinggi. Tumbuhan yang berkaitan dengan sejarah dan budaya Kabupaten Garut, yaitu kaboa (Aegicerascorniculatum (L.) Blanco), cangkuang (Pandanusfurcatus), kemiri (Aleuritesmoluccanus), asem (TamarindusindicaL.) dan bambu gembung (Bambusa vulgaris Schrad. Ex Wendl.) belum digunakan di pinggir jalan Kabupaten Garut dan sekitarnya. Tumbuhan yang paling potensial digunakan sebagai pohon lanskap jalan adalah kemiri dan asem. Selain itu terdapat komoditas produktif pemerintah Kabupaten Garut untuk pohon lanskap jalan yakni suren (Toona sp.).id
dc.description.abstractThe road as an attribute of the city has an important role in giving the impression of the city. One of the impressions is through the trees as the most visible vegetation on the roadside because of its size. Study of roadside trees as the identity of Garut Regency and its surroundings is needed to optimize the effectiveness of the green road function and as a form of plant conservation efforts related to regional history and culture. The research method used is the analysis of the function of the road landscape tree, the aesthetic analysis of the road landscape tree and interviews with the snowball sampling method to humanists or historians. Based on the analysis of the function of the road landscape tree in Garut Regency and its surroundings, the function of trees as regional identity is still low. The highest function of landscape trees is visual quality with a value of 69.23% of 39 types of road landscape trees,this shows that the local government of Garut Regency and the surrounding area does rely on road landscape trees as an aesthetic enhancer for the city. The lowest function of landscape trees is the function of trees as sound control or noise suppression with a value of 7.69%,this is due to the tight planting conditions that can only be met by a few types of trees. Based on the results of the aesthetic analysis of the road landscape tree, 2 categories of beauty were produced, namely medium and high with a value range of 0-125. The absence of low scores in the assessment is directly proportional to the results of the analysis of the optimal function of the road landscape tree on visual quality. In solter planting, there were 3 landscapes with moderate SBE values and 11 landscapes in the high category. In similar mass planting, 17 landscapes were assessed in the high category. In mixed group planting, there were 7 landscapes in the medium category and 30 landscapes in the high category. Plants related to the history and culture of Garut Regency, namely kaboa (Aegicerascorniculatum (L.) Blanco), cangkuang (Pandanusfurcatus), candlenut (Aleuritesmoluccanus), tamarind (Tamarindusindica L.) and swollen bamboo (Bambusavulgaris Schrad. Ex Wendl.) have not been used on the roadside Garut Regency and its surroundings. The most potential plants used as road landscape trees are candlenut and tamarind. In addition, there is a productive commodity of the Garut Regency government for road landscape trees, namely suren (Toona sp.).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.titleKajian Potensi Pohon Lanskap Jalan sebagai Identitas Kabupaten Garut dan wilayah Sekitarnyaid
dc.title.alternativeStudy of Landscape Street Trees' Potential as an Identity of Kabupaten Garut and the Surrounding Areaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordfungsi pohonid
dc.subject.keywordidentitas kotaid
dc.subject.keywordscenic beauty estimationid
dc.subject.keywordpohon jalur hijauid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record