Show simple item record

dc.contributor.advisorDamayanthi, Evy
dc.contributor.advisorRiyadi, Hadi
dc.contributor.advisorWibawan, I Wayan Teguh
dc.contributor.advisorHandharyani, Ekowati
dc.contributor.authorDamayati, Dwi Santy
dc.date.accessioned2023-02-02T04:35:31Z
dc.date.available2023-02-02T04:35:31Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116568
dc.description.abstractObesitas merupakan masalah kesehatan global. Prevalensi obesitas pada usia dewasa sebanyak 1,9 milyar yang terdiri dari 39% kelebihan berat badan dan 13% obesitas. Pada tingkat nasional berdasarkan laporan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007-2018 terjadi peningkatan 11,8 % dalam kurun waktu 11 tahun. Asupan makanan yang berlebihan, gaya hidup, aktivitas fisik, aktivitas sedentari, durasi tidur pendek, dan faktor lingkungan menjadi faktor penyebab obesitas. Ketidak seimbangan antara masukan dan pengeluaran energi menyebabkan akumulasi lemak pada jaringan adiposa, jaringan hati dan otot rangka. Akumulasi lemak memicu infiltrasi makrofag pada lemak sentral yang mengakibatkan inflamasi yang ditandai dengan peningkatan Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF α) dan peningkatan penanda stres oksidatif seperti Malondialdehyde (MDA) yang berlanjut pada disfungsi endothel. Pengembangan penelitian diversifikasi produk pangan untuk anti obesitas ditunjukkan oleh pemanfaatan bahan baku rumput laut. Anggur laut merupakan salah satu jenis rumput laut yang telah dibudidayakan sehingga tersedia sebagai pangan lokal dengan harga terjangkau. Anggur laut juga memiliki senyawa bioaktif seperti karotein, fenolik dan flavonoid yang berpotensi sebagai perbaikan profil lipid, anti inflamasi dengan menekan radikal bebas. Anggur laut dapat dikonsumsi secara langsung dan memiliki ciri khas berbau rumput laut segar. Penelitian ini bertujuan mengembangkan anggur laut menjadi Minuman Serbuk Anggur Laut (MSAL) dan mengkaji pengaruh MSAL terhadap perbaikan penanda obesitas. Penelitian dibagi dua tahap, yaitu Penelitian kesatu yang bertujuan memperoleh konsentrasi gum arab terbaik dalam MSAL dan Penelitian Kedua yang bertujuan memberikan bukti ilmiah bahwa MSAL berpotensi sebagai anti obesitas. Pada penelitian Kesatu digunakan desain eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor konsentrasi gum Arab (2,5; 5 dan 10 %). Anggur laut berasal dari Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan. MSAL yang diperoleh dianalisa kandungan proksimat, β karoten, total karoten, fenol dan flavonoid, kapasitas antioksidan dan organoleptik. Penelitian kedua merupakan penelitian in vivo menggunakan RAL dengan faktor jumlah MSAL. Tikus yang digunakan adalah Wistar jantan dengan berat awal 150-200 g. Tikus sebanyak 20 ekor dibuat menjadi tikus model obes menggunakan ransum tinggi lemak (RTL) komersil dengan kandungan lemak 46% selama 8 minggu; sedangkan 4 ekor diberikan ransum standar (RS) sebagai kelompok normal. Pemberian ransum dan minuman secara ad libitum. Tikus obes dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Selanjutnya tikus obes diberikan intervensi RTL dan MSAL selama 21 hari, sedangkan kelompok normal hanya diberikan RS. Total kelompok menjadi enam (6), yaitu: RS, RTL, RTL+Orlistat, RTL+MSAL 1 g, RTL+MSAL 1,5 g, RTL+MSAL 2 g. Pengukuran status gizi tikus menggunakan indek Lee dan profil lipid dilakukan sebelum intervensi dan setelah intervensi. Selanjutnya dilakukan pembedahan untuk diperoleh lemak viseral dan organ hati serta pengambilan serum darah. Organ hati dianalisis menggunakan Elisa reader dan imunohistokimia untuk melihat ekspresi TNF α, Super Oxide Dismutase (SOD) dan MDA. Data dianalisis secara deskriptif dan dianalisis statistik menggunakan Anova dan Uji Duncan. Hasil penelitian Kesatu menunjukkan bahwa jumlah gum arab memberikan pengaruh yang nyata terhadap kandungan gizi dan bioaktif, sedangkan hasil organoleptik tidak berpengaruh nyata. Dengan demikian konsentrasi 10% gum arab yang terbaik dengan kandungan % berat kering karbohidrat (88,69%), protein (4,46%); lemak (0,59%) dan abu (6,06%). Kadar β-karoten (0,48 mg/g); total karoten (1,25 mg/g); fenol (2,87 mg/g), flavonoid (1,38 mg/g) dan kapasitas antioksidan tertinggi menggunakan metode 2,2-diphenyi-1-picrylhydrazyl/DPPH (0,13 mg/g), Cupric Ion Reducing Antioxidant Capacity/CUPFRAC (25,26 mg/g) dan Ferric Reducing Antioxidant Power/ FRAP (2,89 mg/g). Hasil Penelitian Kedua, menunjukkan jumlah MSAL yang semakin tinggi akan semakin menurunkan indeks Lee, ratio lemak viseral, profil lipid (total kolesterol, triasilgliserol dan Cholesterol-Low Density Lipoprotein/C-LDL), dan peningkatan kadar Cholesterol-High Density Lipoprotein (C-HDL) (p<0,05). Efek MSAL pada ratio hati tikus belum berpengaruh nyata, namun secara makroskopik terlihat penurunan akumulasi lemak pada MSAL 2 g dibandingkan kontrol. Kelompok RTL + MSAL dengan jumlah 2 g menurunkan TNF α (metode Elisa) lebih baik dibandingkan dengan kelompok lainnya (p<0,05). Hasil ini juga diperkuat oleh hasil imunohistokimia TNF α pada hati tikus yang mendeskripsikan adanya pengaruh MSAL terhadap perbaikan inflamasi pada jaringan hati. Efek MSAL terhadap SOD dan MDA belum terlihat adanya pengaruh yang nyata, meski terlihat adanya kecenderungan perbaikan seiring dengan peningkatan dosis MSAL. Mekanisme perbaikan biomarker anti obesitas pada tikus obes, diduga terjadi melalui bio aktivitas β-karoten, karoten dan fenol. Karoten sebagai prekursor asam retinoat yang merupakan ligan Reseptor X Retinoid (RXR) membentuk heterodimer dengan reseptor yang mengaktifkan Proliferator Peroksisom Reseptor (PPAR). PPAR α berperan dalam regulasi glukosa seluruh tubuh, meningkatkan sensitivitas insulin maupun meningkatkan beta oksidasi dengan mengaktifkan Carnitne Palmitoyltransferase I (CP I). Selain itu kandungan karoten mampu menurunkan lemak viseral melalui regulasi gen Uncoupling Protien I (UCPI) sehingga meningkatkan jumlah energi yang dilepaskan di jaringan lemak. Selain itu peran protektif MSAL terhadap radikal bebas ditunjukkan oleh kapasitas antioksidannya. Kemampuan karoten dan fenol pada MSAL dapat mengikat spesies reaktif seperti oxygen singlet (O2) dan radikal peroksil dan terutama meningkatkan Nuclear Factor Erythroid-2 Related Factor 2 (Nrf2) serta mengontrol aktivitas Nuclear Factor Kappa (NFkB) dalam menurunkan regulasi gen inflamasi seperti TNF α. Simpulan penelitian yaitu MSAL yang terbaik menggunakan gum arab 10%. MSAL dapat memperbaiki penanda obesitas (profil lipid dan inflamasi TNF α). MSAL juga memiliki kapasitas antioksidan yang tinggi. Implikasi penelitian ini adalah dihasilkannya produk pangan fungsional MSAL sebagai alternatif therapeutic obesitas. Saran direkomendasikan mengkaji pengaruh MSAL terhadap parameter biomarker anti obesitas lainnya, intervensi pada tikus menggunakan waktu yang lebih lama dan pembuatan MSAL dengan varietas anggur laut berbeda.id
dc.description.sponsorshipMORA Foundationid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePengaruh Minuman Serbuk Anggur Laut (Caulerpa racemosa) terhadap Profil Lipid dan Inflamasi pada Tikus Obesid
dc.title.alternativeEffect of Sea Grape Powder Drink (Caulerpa racemosa) on Lipid Profile and Inflammation in Obese Ratsid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordInflamationid
dc.subject.keywordlipid profileid
dc.subject.keywordobeseid
dc.subject.keywordpowder drink and sea grapeid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record