Show simple item record

dc.contributor.advisorSahara
dc.contributor.advisorNia, Hidayat
dc.contributor.authorBrahmana, Maria Nina Egyna
dc.date.accessioned2023-01-31T00:46:35Z
dc.date.available2023-01-31T00:46:35Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116458
dc.description.abstractCabai merah dan cabai rawit merupakan komoditas hortikultura yang memiliki peran penting dalam konsumsi pangan nasional. Pandemi Covid-19 secara tidak langsung memberikan dampak terhadap permintaan dan penawaran melalui penurunan daya beli dan pendistribusian produk. Cabai merah dan cabai rawit merupakan salah satu komoditas yang produksinya bersifat musiman, mudah rusak (perishable) dan ketersediaannya belum merata di seluruh Indonesia. Pandemi Covid-19 telah mengguncang pasokan produk sehingga menyebabkan fluktuasi harga yang besar di pasar tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di tingkat regional. Sejak pemberlakuan pembatasan secara besar-besaran di Indonesia menyebabkan terhalangnya distribusi produk antar daerah. Fluktuasi harga cabai merah dan cabai rawit seringkali berdampak pada tingginya kontribusi cabai terhadap inflasi di Indonesia. Penelitian bertujuan untuk (1) menganalisis volatilitas harga cabai merah di pulau-pulau besar Indonesia, (2) menganalisis volatilitas harga cabai rawit di pulau- pulau besar Indonesia, dan (3) menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi volatilitas harga cabai merah dan cabai rawit di Indonesia. Penelitian menggunakan data panel harian untuk tujuan volatilitas dan data panel bulanan untuk tujuan faktor-faktor yang memengaruhi volatilitas yang meliputi data dari Januari 2017 hingga Desember 2021 sebelum pandemi Covid-19 dan saat pandemi Covid-19 di Indonesia. Metode yang digunakan dalam pemodelan diantaranya ARCH-GARCH dan VECM. Berdasarkan hasil analisis, volatilitas harga cabai merah yang tergolong tinggi terjadi di Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Pulau Maluku dan Papua. Volatilitas harga cabai merah yang tergolong rendah terjadi di Pulau Sumatera, Pulau Nusa Tenggara dan Kalimantan. Volatilitas harga cabai rawit yang tergolong tinggi terjadi di Pulau Sumatera. Volatilitas harga cabai rawit yang tergolong rendah terjadi di Pulau Jawa, Pulau Nusa Tenggara dan Kalimantan, Pulau Sulawesi, Pulau Makulu dan Papua. Faktor-faktor yang secara positif memengaruhi volatilitas harga cabai merah dan cabai rawit diantaranya peningkatan harga cabai merah, harga cabai rawit, inflasi, suhu dan Pandemi Covid-19, sementara faktor yang secara negatif memengaruhi volatilitas harga cabai merah dan cabai rawit adalah peningkatan produksi cabai merah dan cabai rawit di Indonesia. Kebijakan stabilisasi harga cabai merah sebaiknya diprioritaskan pada pulau yang memiliki volatilitas tinggi terutama Pulau Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua. Kebijakan stabilisasi harga cabai rawit sebaiknya diprioritaskan pada pulau yang memiliki volatilitas tinggi yaitu Pulau Sumatera. Implementasi kebijakan dapat diterapkan melalui stabilisasi produksi cabai merah dan cabai rawit dan pengendalian inflasi di Indonesia.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleVolatilitas Harga Cabai Merah dan Cabai Rawit Sebelum dan Saat Pandemi Covid-19 di Indonesiaid
dc.title.alternativePrice Volatility of Red Chili and Cayenne Pepper Before and During the Covid-19 Pandemic in Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordARCH-GARCHid
dc.subject.keywordRed Chiliid
dc.subject.keywordVECMid
dc.subject.keywordVolatilityid
dc.subject.keywordCayenne Pepperid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record