Pengaruh Umur terhadap Penyembuhan Luka dan Perkembangan Fisik Kucing Lokal (Felis catus) Pascaoperasi Ovariohisterektomi
Abstract
Ovariohisterektomi merupakan prosedur sterilisasi pada kucing betina yang
direkomendasikan untuk pengendalian populasi, pencegahan penyakit reproduksi,
pengurangan perilaku yang tidak diinginkan terkait dengan hormon reproduksi,
meningkatkan kelangsungan hidup kucing tersebut dan pencegahan penyebaran
penyakit zoonosis. Ovariohisterektomi pada umumnya dilakukan pada kucing
umur 5 – 8 bulan. Ovariohisterektomi pada umur 5 – 8 bulan dianggap kurang
mendukung salah satu tujuan sterilisasi, yaitu pengendalian masalah overpopulasi
karena kucing betina pada umur tersebut telah memasuki masa pubertas dan
terjadi kebuntingan yang tidak diinginkan sebelum dilakukan ovariohisterektomi.
Ovariohisterektomi pada kucing umur prapubertas dan umur muda telah dilakukan
oleh praktisi dokter hewan di beberapa negara untuk pengendalian overpopulasi.
Manfaat ovariohisterektomi pada kucing umur muda yang dilakukan sebelum
masa estrus pertama adalah pemulihan anestesi dan penyembuhan luka lebih cepat.
Beberapa dokter hewan memiliki kekhawatiran terhadap ovariohisterektomi yang
dilakukan pada umur prapubertas dan umur muda (pediatric) karena risiko yang
ditimbulkan pada saat prosedur pembedahan, anestesi dan komplikasi pada jangka
panjang. Peningkatan risiko komplikasi dan manfaat ovariohisterektomi pada
kucing diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor individu yang harus diperhatikan,
seperti umur dan ras. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh umur
terhadap penyembuhan luka dan perkembangan fisik kucing lokal (Felis catus)
pascaoperasi ovariohisterektomi.
Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan 15 ekor kucing
betina lokal. Kucing yang digunakan merupakan kucing liar dalam kondisi sehat
berdasarkan hasil pemeriksaan klinis. Kucing dibagi menjadi tiga kelompok
perlakuan bedah berdasarkan kategori umur (2 - 4, 5 – 9, dan ≥ 10 bulan), masingmasing kelompok perlakuan terdiri atas lima ekor. Semua kucing diaklimatisasi
selama 2 minggu dan dilakukan pemeriksaan fisik. Kucing diberikan premedikasi
atropin sulfat 10 - 15 menit sebelum dianestesi. Kucing dianestesi dengan anestesi
umum kombinasi ketamin dan xylazine dengan dosis yang telah ditentukan.
Pembedahan dilakukan dengan metode sterilisasi lateral flank ovariohysterectomy.
Pascaoperasi kucing diberikan perawatan luka serta dilakukan evaluasi
penyembuhan luka dan hematologi. Pengukuran bobot badan serta body condition
score (BCS) dilakukan setiap minggu sampai akhir penelitian. Pemeriksaan
radiografi dan kadar kalsium darah dilakukan praoperasi dan 6 bulan pascaoperasi
ovariohisterektomi. Kucing diberi makan dua kali sehari dan air minum secara ad
libitum. Pakan yang diberikan adalah pakan kucing komersial.
Hasil nilai rata-rata durasi anestesi ketamin xylazine pada kucing yang
dioperasi ovariohisterektomi pada kelompok umur 2 - 4, 5 – 9, dan ≥ 10 bulan
menunjukkan ada perbedaan signifikan (P ˂ 0,05) dan nilai rata-rata onset anestesi
serta durasi operasi tidak ada perbedaan signifikan (P > 0,05). Durasi anestesi
kucing umur 2 - 4 bulan lebih singkat dari kucing umur 5 - 9 dan ≥ 10 bulan. Hasil
pemeriksaan fisiologis seperti suhu tubuh (oC), frekuensi jantung (kali/menit) dan
frekuensi respirasi (kali/menit) pada semua kelompok umur yang dioperasi
ovariohisterektomi dengan anestesi ketamin xylazine menunjukkan hasil tidak ada
perbedaan signifikan (P > 0,05). Rata-rata kondisi fisiologis kucing saat dianestesi
dengan ketamin dan xylazine pada operasi ovariohisterektomi mengalami
penurunan setiap 15 menit hingga 45 menit setelah induksi dan mengalami
peningkatan suhu setelah 60 menit induksi. Penyembuhan luka, perubahan nilai
hematologi, peningkatan bobot badan, BCS, kadar kalsium darah, dan kepadatan
tulang pascaoperasi ovariohisterektomi pada semua kelompok umur menunjukkan
tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok umur (P > 0,05). Rata-rata
penyembuhan luka pascaoperasi ovariohisterektomi pada ketiga kelompok umur
terjadi pada hari ke- 5 dan semua luka sayatan tertutup pada hari ke- 7. Hasil
analisis statistik dari pemeriksaan hematologi pascaoperasi ovariohisterektomi
pada hari ke- 1, 5, dan 7 menunjukkan masing-masing kelompok umur perlakuan
mengalami perubahan parameter hematologi pada hari ke-1, 5, dan 7 dari
praoperasi dan masih dalam kisaran nilai normal. Perubahan bobot badan dan
BCS pascaoperasi ovariohisterektomi pada semua kelompok umur mengalami
peningkatan setiap minggu hingga akhir penelitian. Berdasarkan metode skor
singh index 0 – 6 kepadatan tulang pada semua kelompok umur menunjukkan
hasil kepadatan tulang praoperasi dan pascaoperasi ovariohisterektomi tidak
mengalami perubahan. Kepadatan tulang praoperasi dan 6 bulan pascaoperasi
ovariohisterektomi masih dalam kondisi normal (skor 6) dengan kondisi semua
pola trabekula tulang masih terlihat dengan jelas. Penutupan lempeng
pertumbuhan tulang pada kelompok kucing umur 2 - 4 bulan signifikan
mengalami keterlambatan dibandingkan dengan kelompok umur ≥ 10 bulan (P <
0,05) dan tiga dari lima ekor kelompok umur 5 – 9 bulan mengalami penundaan
penutupan lempeng pertumbuhan.
Ovariohisterektomi yang dilakukan pada kucing umur 2 - 4, 5 - 9, dan ≥ 10
bulan menunjukkan bahwa ovariohisterektomi pada kelompok umur tersebut
aman dilakukan dan tidak ada komplikasi pada prosedur operasi dan 6 bulan
pascaoperasi. Ovariohisterektomi pada kucing umur 2 – 4 bulan dapat dilakukan
dengan syarat dilakukan persiapan operasi yang baik. Perubahan kondisi fisiologis
pada semua kelompok umur saat dilakukan ovariohisterektomi merupakan reaksi
normal dari efek pemberian anestesi, stres dan kehilangan darah saat prosedur
operasi. Ovariohisterektomi pada kucing umur 5 – 9 dan ≥ 10 bulan berisiko
mengalami penambahan berat badan yang tidak terkontrol pascaoperasi
ovariohisterektomi sehingga perlu dilakukan manajemen pakan yang baik untuk
mendapatkan bobot badan tetap ideal. Peningkatan bobot badan dan BCS
pascaoperasi ovariohisterektomi dipengaruhi oleh peningkatan asupan makanan,
penurunan aktivitas fisik dan tingkat metabolisme rendah. Durasi operasi
ovariohisterektomi pada kucing umur 2 – 4 cenderung lebih cepat dari kedua
kelompok lainnya karena panjang sayatan lebih kecil. Kekurangan operasi
ovariohisterektomi yang dilakukan pada kucing umur 2 – 4 bulan adalah
terjadinya penundaan penutupan lempeng pertumbuhan tulang panjang 6 bulan
pascaoperasi ovariohisterektomi.
Collections
- MT - Veterinary Science [971]
