Show simple item record

Financial and Monetary Stability in Indonesia: The Exogenous Threshold VAR Approach.

dc.contributor.advisorSugema, Iman
dc.contributor.advisorPasaribu, Syamsul Hidayat
dc.contributor.authorFatmawati, Sri Wulan
dc.date.accessioned2023-01-03T09:04:57Z
dc.date.available2023-01-03T09:04:57Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115837
dc.description.abstractFinancial Stress merupakan awal dari terjadinya krisis dan dapat terjadi pada semua negara. Periode ini tentunya tidak diharapkan, karena periode ini dapat mengganggu stabilitas keuangan dan moneter suatu negara. Sistem keuangan yang tidak stabil cenderung rentan terhadap berbagai stress dan juga dapat menyebabkan transmisi kebijakan moneter tidak berfungsi secara normal sehingga kebijakan moneter menjadi tidak efektif. Historis Indonesia pernah berada pada kondisi krisis ekonomi 1997 dan 1998 kemudian terkena dampak dari krisis ekonomi global pada 2008 membuat penelitian terkait stabilitas moneter dan keuangan di Indonesia dengan pendekatan Exogenous Threshold Vector Autoregression (VAR) menjadi penting, hal ini dilakukan untuk menangkap nonlinearitas yang terjadi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan ekonometrika yang dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif dengan mencoba melihat hubungan stabilitas keuangan dan moneter di Indonesia. Data penelitian yang digunakan yaitu Financial Stress Index Indonesia (FSI INA), Consumer Price Index (CPI), Interest Rate (IR) dan Volatility Index (VIX). Periode waktu yang digunakan dimulai bulan Januari 1996 sampai Maret 2018. Penelitian ini membagi data penelitian menjadi dua rezim, yaitu rezim financial stress tinggi dan rezim financial stress rendah dengan menggunakan metode Exogenous Threshold VAR. Hasilnya menunjukkan bahwa kondisi FSI INA terbukti bersifat nonlinear. Nilai threshold FSI INA yang membagi rezim dalam penelitian ini sebesar 1,011. Nilai FSI INA yang lebih rendah dari 1,011 termasuk rezim FSI INA rendah dan sebaliknya nilai FSI INA yang lebih tinggi dari 1,011 termasuk rezim FSI INA tinggi. Guncangan FSI INA dan CPI di Indonesia memiliki respon yang berbeda saat rezim FSI INA rendah dan tinggi. Hasil Impulse Response Function (IRF) menunjukkan bahwa guncangan FSI INA memengaruhi CPI pada saat rezim FSI INA tinggi dan rezim FSI INA rendah. Saat rezim FSI INA tinggi dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk menuju keseimbangan. Guncangan CPI memengaruhi FSI INA baik saat rezim FSI INA tinggi maupun saat rezim rendah. Hasil tersebut seperti halnya guncangan FSI INA yang membutuhkan waktu lebih lama untuk menuju keseimbangan pada saat rezim FSI INA tinggi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleStabilitas Keuangan dan Moneter di Indonesia: Pendekatan Exogenous Threshold VARid
dc.titleFinancial and Monetary Stability in Indonesia: The Exogenous Threshold VAR Approach.
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordfinancial stabilityid
dc.subject.keywordfinancial stress indexid
dc.subject.keywordmonetary stabilityid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record