dc.description.abstract | Kejadian penyakit kerusakan dan gangguan fungsi hati yang tinggi
menjadikan penyakit ini sebagai salah satu pembunuh terbesar di dunia.
Kerusakan dan gangguan fungsi hati dapat disebabkan oleh banyak faktor.
Penggunaan obat, infeksi virus, dan konsumsi alkohol menjadi beberapa penyebab
utama kerusakan hati. Kerusakan organ hati menyebabkan beberapa pengaruh.
Ketidakstabilan metabolisme, kekurangan enzim pencernaan, kehilangan
kemampuan menetralisir racun menjadi salah satu efek kerusakan organ hati.
Penggunaan bahan alam dalam membantu mengomptimalkan kesehatan sudah
banyak dilakukan. Bahan-bahan yang digunakan sebagai jamu sudah banyak
diproduksi, bahkan dalam skala industri. Jintan hitam (Nigella sativa)
mengandung senyawa thymoquinone yang memiliki efek hepatoprotektor.
Penelitian sebelumnya telah menguji sediaan thymoquinone, namun masih ada
parameter yang pengujiannya kurang mendalam. Selain itu, referensi tentang
penggunaan Jintan hitam sebagai bahan alam untuk memperbaiki dan mencegah
kerusakan organ hati masih kurang sehingga penelitian ini perlu untuk dilakukan.
Untuk melengkapi aspek keamanan juga perlu dilakukan pengkajian berbagai efek
toksisitas yang mungkin ditimbulkan, salah satunya melalui uji toksisitas akut
(LD50) pada jintan hitam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis keamanan
Lethal Dose 50 (LD50) minyak jintan hitam. Tujuan lainnya adalah untuk
mengetahui khasiat minyak jintan hitam sebagai sediaan bahan alam yang dapat
memperbaiki kinerja organ hati. Penelitian ini dilakukan dengan dua metode,
yaitu perhitungan LD50 dan uji khasiat. Prosedur Uji Keamanan dilakukan untuk
mengetahui nilai Lethal Dose 50 (LD50) pada sediaan yang digunakan. Pengujian
ini berpedoman pada OECD Test Guideline for Chemicals No 425 tahun 2008
dengan modifikasi. Metode yang digunakan adalah up and down procedure. Uji
khasiat dilakukan untuk mengetahui efek hepatoprotektor minyak jintan hitam
pada kerusakan sel-sel hati yang diinduksi dengan paracetamol. Hewan yang
digunakan adalah mencit dengan strain ddY berjenis kelamin jantan. Mencit yang
digunakan berusia 10 minggu. Hewan coba dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan.
Sediaan diberikan dengan menggunakan mikropipet setiap hari selama 20 hari.
Pemberian sediaan dilakukan sebanyak satu kali sehari. Volume sediaan yang
diberikan sesuai dengan kelompok perlakuan. Selama waktu pemberian sediaan
dilakukan pengamatan pada kondisi klinis. Setelah hari ke-20, dilakukan induksi
dengan sediaan paracetamol dengan dosis 300 mg/kgBB dengan rute
intraperitoneal selama 2 hari kemudian dilakukan koleksi sampel darah dan
analisis biokimia darah, yaitu SGPT dan SGOT.
Hasil analisis probit menunjukkan bahwa dosis LD50 berada pada rentang
dosis 114.401,502 – 15.085,341 mg/kgBB. Nilai tepat dosis yang menyebabkan
kematian 50% populasi berada pada dosis 14.739,456 mg/kg BB. Berdasarkan
hasil analisis didapatkan rataan kelompok yang diberikan sediaan jintan hitam 60
µL (K2JH) selama 20 hari menunjukkan nilai yang lebih rendah dibandingkan
dengan kelompok lain. Berdasarkan hasil penelitian, pemberian sediaan minyak
jintan hitam memiliki potensi sebagai hepatoprotektor. Hal ini disebabkan oleh
efek antioksidan yang dimiliki oleh bahan aktif jintan hitam (thymoquinone). | id |