Show simple item record

dc.contributor.advisorPutra, Erianto Indra
dc.contributor.advisorHaneda, Noor Farikhah
dc.contributor.authorDewi, Arini Siti Intan
dc.date.accessioned2022-12-28T04:39:15Z
dc.date.available2022-12-28T04:39:15Z
dc.date.issued2022-12-27
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115717
dc.description.abstractKebakaran hutan dan lahan akan menimbulkan dampak buruk bagi ekosistem hutan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya pengendalian kebakaran hutan guna meminimalisir dampak buruk dari kebakaran hutan yang terjadi, yang salah satu diantaranya berupa penanganan pasca kebakaran dengan memantau areal pasca kebakaran dan melakukan analisis vegetasi bekas terbakar. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor penyebab kebakaran di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), menganalisis kondisi kesehatan areal pasca kebakaran di TNGC dengan frekuensi terbakar yang berbeda, serta menganalisis kondisi kesehatan areal terbakar dan areal tidak terbakar di TNGC. Penilaian kondisi kesehatan hutan di TNGC pada penelitian ini dilakukan dengan metode Forest Health Monitoring (FHM) menggunakan empat indikator, yaitu produktivitas, biodiversitas, vitalitas (kondisi tajuk dan kondisi kerusakan pohon), dan kualitas tapak. Penilaian dilakukan pada dua lokasi dengan karakteristik yang berbeda, yaitu di Blok Pajaten dan Blok Gibug. Penentuan lokasi pembangunan klaster plot dilakukan secara purposive sampling dengan beberapa kriteria antara lain memiliki frekuensi terbakar yang berbeda (0, 1, 3, dan lebih dari 5 kali terbakar) serta memiliki jenis vegetasi penutup lahan yang sama. Jumlah klaster plot yang dibangun yaitu empat klaster plot (16 plot) pada areal terbakar dan satu klaster plot (empat plot) di areal tidak terbakar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan kebakaran di TNGC, yaitu faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam yang menjadi penyebab kebakaran di TNGC adalah letusan gunung berapi sedangkan faktor manusia yang menyebabkan kebakaran di TNGC yaitu pembersihan lahan dengan cara membakar dan pemanenan madu hutan. Kondisi kesehatan areal lebih dari 5 kali terbakar di Blok Pajaten lebih rendah dibandingkan dengan kondisi kesehatan areal 1 kali terbakar, kecuali pada indikator vitalitas (kondisi kerusakan pohon) dan kualitas tapak yang menunjukkan bahwa areal lebih dari 5 kali terbakar memiliki kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan areal 1 kali terbakar. Areal tidak terbakar di Blok Gibug menunjukkan kondisi kesehatan yang lebih baik dibandingkan areal bekas terbakar, kecuali pada indikator kualitas tapak yang menunjukkan bahwa kondisi tanah di areal terbakar lebih netral (pH lebih tinggi) dengan Kapasitas Tukar Kation (KTK) yang tergolong sedang.id
dc.description.abstractForest and land fires will have a negative impact on forest ecosystems. Therefore, it is necessary to control forest fires to minimize the adverse effects of that occurred forest fires, one of which is in the form of post-fire handling by monitoring the post-fire area and vegetation analysis after burning. This study aims to analyze factors that cause fires in Gunung Ciremai National Park (TNGC), analyze the health condition of the post-fire areas in TNGC with different burning frequencies, and analyze the health conditions of burned and unburned areas in TNGC. Assessment of forest health conditions in TNGC in the research was carried out using the Forest Health Monitoring (FHM) method by using four indicators, namely productivity, biodiversity, vitality (canopy conditions and tree damage conditions), and site quality. The assessment was carried out at two locations with different characteristics, namely the Pajaten Block and the Gibug Block. Determination of the location of the cluster plot establishment was carried out by purposive sampling with several criteria, including having different burning frequencies (0, 1, 3, and more than 5 times burnt) and having the same type of vegetation cover. Four cluster plots (16 plots) were established in the burnt area and one cluster plot (four plots) in the unburned area. This research showed that there are two main factors behind the fire in TNGC, namely natural factor and human factors. The natural factor that may lead to fires in TNGC is a volcanic eruption, while human factors behind the fires in TNGC are land clearing by burning and forest honey harvesting. The health condition of the area that more than 5 times burnt in Pajaten Block was lower than the health condition of the area that only once burnt, except for vitality indicators (tree damage condition) and site quality that show the condition of the area that more than 5 times burnt better than the area that only once burnt. The unburnt area in the Gibug Block shows a better health condition than the burnt area, except for the site quality indicator that shows the soil condition in the burnt area is more neutral (higher pH) with a moderate Cation Exchange Capacity (CEC).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKondisi Kesehatan Areal Hutan Pasca Kebakaran di Taman Nasional Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Baratid
dc.title.alternativeHealth Condition of Ex-burnt Forest Area in Gunung Ciremai National Park, Kuningan, West Javaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordForest Fireid
dc.subject.keywordForest Health Monitoringid
dc.subject.keywordGunung Ciremai National Parkid
dc.subject.keywordForest Health Indicatorsid
dc.subject.keywordPemantauan Kesehatan Hutanid
dc.subject.keywordTaman Nasional Gunung Ciremaiid
dc.subject.keywordKebakaran Hutanid
dc.subject.keywordArea bekas terbakarid
dc.subject.keywordBurnt areasid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record