Analisis Karakteristik Sifat Biologi dan Kimia Tanah pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan di Kabupaten Bogor
Date
2022Author
Rosita, Dewi
Fitriyani, Indri Hapsari
Hazra, Fahrizal
Metadata
Show full item recordAbstract
Penggunaan lahan di Kabupaten Bogor memiliki vegetasi beragam dan
karakteristik tanah berbeda. Karakteristik tanah memiliki pengaruh terhadap
pengelolaan lahan. Keberadaan mikrob tanah dapat digunakan sebagai bioindikator
kesuburan tanah. Kesuburan tanah dihasilkan oleh interaksi sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik sifat biologi dan
kimia tanah pada berbagai tipe penggunaan lahan di Kabupaten Bogor.
Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan menggunakan metode purposive
random sampling dengan 5 kali ulangan. Lokasi penelitian meliputi delapan
penggunaan lahan yaitu kebun bambu, kebun jabon, kebun sengon, kebun
lamtorogung, tegalan, tanaman sereh wangi, kebun buah naga, dan kebun pisang.
Hasil analisis menunjukkan lahan pisang dan buah naga memiliki kadar C-organik,
N-total tertinggi dan populasi fungi tertinggi yaitu 3,78 x 105
CFU/gram.
Sedangkan pada lahan di Kecamatan Jasinga yang memiliki hara dan populasi fungi
yang cukup dan populasi Azotobacter tertinggi yaitu pada lahan lamtorogung dapat
diusahakan untuk tanaman perkebunan yang lebih memiliki nilai jual lebih tinggi
seperti pada lahan tegalan dapat ditanami pohon karet, kelapa sawit, atau kakao. Land use in Bogor Regency has diverse vegetation and different soil
characteristics. Soil characteristics have an influence on land management. The
presence of soil microbes can be used as bioindicators of soil fertility. Soil fertility
is produced by the interaction of physical, chemical, and biological properties of
the soil. This study aims to determine the characteristics of the biological and
chemical properties of soil in various types of land use in Bogor Regency. Soil
sampling using the purposive random sampling method with 5 repeats. The
research location includes eight land uses, namely bamboo, jabon, sengon,
lamtorogung gardens, moorings, fragrant lemongrass plants, dragon fruit orchards,
and banana gardens. The results of the analysis showed that banana and dragon fruit
fields had the highest C-organic, N-total levels and the highest fungi population of
3,78 x 105 CFU/gram. Meanwhile, on land in Jasinga District which has sufficient
nutrients and fungi populations and the highest Azotobacter population, namely on
lamtorogung land, it can be cultivated for plantation crops that have a higher selling
value, such as in moorlands that can be planted with rubber trees, oil palm, or cocoa.