dc.contributor.advisor | Efendi, Darda | |
dc.contributor.advisor | Yunita, Rossa | |
dc.contributor.author | Anhufi, Nurningsi | |
dc.date.accessioned | 2022-12-22T23:38:12Z | |
dc.date.available | 2022-12-22T23:38:12Z | |
dc.date.issued | 2022-12-21 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115650 | |
dc.description.abstract | Permintaan terhadap melon di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. Namun, peningkatan permintaan ini tidak didukung peningkatan produksi
melon yang terus mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan masih kurangnya
lahan subur untuk membudidayakan melon, sehingga dilakukan perluasan area
tanam ke lahan suboptimal, seperti lahan salin. Lahan salin merupakan lahan
dengan tingkat salinitas tinggi yang menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak
optimal sehingga berpengaruh terhadap produksi melon. Salah satu cara untuk
memperoleh varietas melon yang toleran terhadap salinitas adalah peningkatan
keragaman genetik melon melalui teknik pemuliaan mutasi dengan iradiasi sinar
gamma yang dikombinasikan dengan kultur in vitro. Hal ini diharapkan dapat
membentuk mutan yang memiliki sifat klonal yang sama seperti induknya, tingkat
multiplikasi tinggi, serta menghasilkan tanaman dengan jumlah banyak dalam
waktu yang relatif singkat.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan tanaman mutan yang
toleran terhadap cekaman salinitas dengan NaCl sebagai agen seleksinya
menggunakan iradiasi sinar gamma. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah
mendapatkan dosis LD50 (lethal dose 50) sinar gamma pada kalus embriogenik dan
tunas melon, mendapatkan LC50 (lethal concentration 50) NaCl pada kalus
embriogenik dan tunas melon, serta mendapatkan nomor-nomor mutan melon
yang toleran terhadap cekaman NaCl. Penelitian ini terdiri atas dua kegiatan utama
yaitu 1) pembentukan kalus embriogenik mutan dan 2) pembentukan tunas mutan.
Pada penelitian ini diperoleh LD50 kalus embriogenik melon yaitu 168,15 Gy
dan tunas melon 279,78 Gy. Kemudian, LC50 kalus embriogenik melon yaitu
197,98 mM dan tunas melon 228,55 mM. Perubahan warna kalus dari putih
kekuningan dan warna tunas dari hijau menjadi coklat serta bobot kalus dan akar
melon cenderung mengalami penurunan dengan semakin meningkatnya dosis
iradiasi dan konsentrasi NaCl. Kalus yang tidak mengalami pencoklatan dapat
diasumsikan sebagai kalus mutan putatif yang memiliki ketahanan terhadap NaCl.
Diperoleh planlet mutan putatif hasil seleksi in vitro yang memiliki nilai duga
heritabilitas arti luas yang tergolong tinggi pada karakter tinggi tanaman sebesar
0,98 dan karakter jumlah daun sebesar 0,79. | id |
dc.description.abstract | The demand for melon in Indonesia has increased year after year. This
increase is not supported by the fact that melon production continues to drop. There
is a lack of fertile land for cultivating melons, thus the planting area is expanded to
suboptimal lands, such as saline land. Saline land is a soil with a high level of
salinity causes non-optimal plant growth which affect melon production. One of the
ways to obtain salinity-tolerant melon varieties is to increase the genetic diversity
of melons through mutation breeding techniques using gamma-ray irradiation
combined with in vitro culture. This is expected to form mutants that have the same
clonal characteristics as their parent, have high multiplication rates, and produce
large numbers of plants in a relatively short time.
The general objective of this study was obtain mutant plant that are tolerant
to salinity stress with NaCl as the selection agent using gamma-ray irradiation.
Specifically, this study aimed to get the LD50 (lethal dose 50) dose gamma-ray on
embryogenic callus and melon shoots, LC50 (lethal concentration 50) NaCl on
embryogenic callus and melon shoots, and numbers of melon mutans that were
tolerant to NaCl stress. This study consisted of two main activites: 1) the formation
of embryogenic mutant callus and 2) the formation of mutant shoots.
This study got the gamma-ray LD50 of embryogenic callus at 168,15 Gy and
melon shoots at 279,78 Gy. Then LC50 of embryogenic callus at 197,98 mM and
melon shoots at 228,55 mM. Changes in callus color from yellowish-white to
brown, callus and melon roots weight tended to decrease as the irradiation dose and
NaCl concentration increasing. A putative mutant plantlet was obtained from in
vitro selection which had a broad sense heritability classified into high criteria for
plant height character at 0,98 and number of leaves character at 0,79. | id |
dc.description.sponsorship | Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB-Biogen) | id |
dc.language.iso | id | id |
dc.publisher | IPB (Bogor Agricultural University) | id |
dc.title | Pembentukan Mutan Putatif Melon (Cucumis melo L.) Toleran terhadap NaCl dengan Iradiasi Sinar Gamma | id |
dc.title.alternative | Formation of Putative Mutans Melon (Cucumis melo L.) for NaCl Tolerance through Gamma-Ray Irradiation | id |
dc.type | Thesis | id |
dc.subject.keyword | Genetic diversity | id |
dc.subject.keyword | Radiosensitivity | id |
dc.subject.keyword | Salinity | id |
dc.subject.keyword | In vitro selection | id |